Prabowo menguasai hal-hal yang strategis buat negara sedangkan Jokowi mengusai hal teknis daerah.
Jakarta (ANTARA News) - Debat calon presiden putaran kedua telah menunjukkan kelas dan kualitas kedua capres. Kelas dan kualitas capres tersebut antara lain dapat dilihat dari materi yang disampaikan dan retorika yang digunakan.

"Debat capres tersebut sudah sangat jelas menunjukkan kelas dan kualitas capres. Prabowo menguasai hal-hal yang strategis buat negara sedangkan Jokowi mengusai hal teknis daerah," demikian pandangan pengamat komunikasi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Iswandi Syahputra, Jakarta, Senin.

Iswandi menyebutkan, pemahaman Jokowi pada isu ekonomi makro dinilai masih sangat rapuh.

"Jokowi kesulitan menjawab beberapa isu makro ekonomi. Sebut saja misalnya soal hutang luar negeri atau perusahaan asing yang rugikan Indonesia. Apa saja pertanyaanya, jawaban Jokowi selalu sama, revolusi mental, perbaikan sistem dan kartu," kata Iswandi.

Sementara Prabowo, menurut Iswandi, sangat menguasai berbagai isu makro ekonomi.

"Jawaban Prabowo menggambarkan dengan jelas kemampuan dia memahami dan memberi resolusi persoalan bangsa. Tapi tampaknya Prabowo tidak begitu menguasai persoalan ekonomi mikro,"paparnya.

Namun demikian, menurut Iswandi perbedaan tersebut menguatkan personal branding masing-masing Capres.

"Prabowo lebih gentle, sepertinya dia tidak biasa ngeles atau berkelit, lebih tepat mungkin dia tidak bisa akting," tambahnya.

Bahkan dengan polosnya, jelas Iswandi, Prabowo mengaku tidak gunakan masukan dari penasehatnya.

Latar belakang militer tampaknya mempengaruhi karakter Prabowo dalam debat tersebut. Walau itu urusan setingkat menteri tapi dengan ksatria dia akui gagasan Jokowi soal industri kreatif itu baik.

Demikian juga soal TPID, inikan urusan level Gubernur.

"Sementara Jokowi, terlihat mahir ngeles atau berkelit. Sesulit apapun pertanyaannya dijawab sama kalau tidak revolusi mental, perubahan sistem pasti tentang kartu. Ini capres atau marketing kartu?" tanya dia heran.

Dari segi retorika, Prabowo dinilai telah mengeluarkan 5 senjata retorika sekaligus mampu mempesona.

"Pada tahap awal Prabowo mampu menggunakan sekaligus dengan baik lima senjata retorika yaitu invention (menemukan), arrangement (menyusun), style (menyajikan), memory (mengingat), dan delivery (menyampaikan)," jelasnya.

Namun, tambahnya, di bagian akhir Prabowo seperti kehilangan konsentrasi.

"Sedangkan Jokowi sama sekali seperti tidak menggunakan senjata retorika tersebut. Sampai di sini sebenarnya semakin jelas dapat dilihat siapa Capres yang miliki kemampuan retorika", tutupnya.
(*)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014