Jember (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan kasus semburan lumpur panas di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, bisa segera diatasi setelah lumpur itu muncul sejak 29 Mei 2006. "Insya Allah setelah bekerja siang malam, segera bisa kita atasi," kata Presiden dalam temu wicara dengan para petani di Jember, Jawa Timur, Minggu siang. Presiden yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono bertolak dari Jakarta pukul 07.00 WIB menuju Bandara Juanda, Surabaya, dan setibanya di bandara mendapat penjelasan dari sejumlah pejabat mengenai upaya mengatasi semburan liar di Sidoarjo tersebut. Menurut jadwal, dari Surabaya seharusnya rombongan Kepala Negara langsung menuju Jember. Namun saat melewati lokasi semburan lumpur liar, Presiden memutuskan untuk meninjau lagi perkembangan penanganan semburan liar itu. Presiden baru-baru ini memutuskan lokasi lumpur liar sekitar 400 hektare sudah tidak layak huni lagi, sehingga ribuan penduduk setempat harus dipindahkan ke tempat lain, serta membuang lumpur panas tersebut ke Kali Porong. Swasembada Sementara itu, dalam temu wicara, Presiden Yudhoyono menyampaikan harapannya agar mulai 2009 atau paling lambat 2010, Indonesia sudah bisa berswasembada terutama beras, jagung, gula, daging sapi, serta kacang kedelai. "Kalau kita sudah bisa memenuhi sendiri kebutuhan kita, maka tidak perlu lagi ribut-ribut impor beras. Tentu kita semua tidak ingin impor beras," kata Yudhoyono. Mendengar ucapan tersebut, para hadirin terutama para petani padi, tembakau serta tebu bertepuk tangan. Presiden mengatakan sebagian besar wilayah Tanah Air berupa laut dan lautan. Sekalipun demikian, pemerintah dan masyarakat harus berusaha agar swasembada bisa terwujud. Acara temu wicara itu dihadiri pula oleh Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri Agama M Maftuh Basyuni, Menkes Siti Fadillah Supari, Menneg BUMN Sugiharto serta Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Sementara itu, Presiden yang tiba di lokasi tepat pukul 14.00 WIB sesuai jadwal disambut Menteri Pertanian Anton Apriyantono serta Menneg Koperasi dan UKM Suryadharma Ali. Sebelumnya, Gubernur Jatim Imam Utomo melaporkan bahwa di Jawa Timur terdapat 31 parbik gula yang sebagian di antaranya berupa PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Imam Utomo juga melaporkan, selain sektor tebu yang sangat penting bagi warga Jawa Timur, maka penanaman tembakau juga sangat penting bagi warganya. (*)

Copyright © ANTARA 2006