Solo (ANTARA News) - Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang akan diselenggarakan setelah Lebaran ini, dipastikan akan membahas masalah konvensi Calon Presiden 2009. "Pada Rapimnas nanti akan dibahas sebagai peneguhan kembali bahwa pada pemilihan Presiden 2009 nanti, Partai Golkar akan melakukan fase konvensi," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono di hadapan kader Golkar se-Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Senin. Agung Laksono berada di Grobogan sebagai bagian dari rangkaian Safari Ramadan ke 30 Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa. Menurut Agung, konvensi adalah sebuah sistem yang menunjukkan adanya demokratisasi di dalam tubuh partai. Selain itu, partai akan terbuka untuk dimasuki oleh tokoh umum yang bukan kader. "Partai Golkar tidak menghendaki adanya calon independen dalam pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah. Sehingga untuk mengakomodasi calon non partai, Partai Golkar pertahankan sistem konvensi untuk pencalonan Presiden 2009 dan pada setiap pencalonan kepala daerah," kata Agung. Semua calon Presiden harus didukung oleh partai. Nanti konvensi akan disederhanakan, tidak menunggu usulan dari daerah tapi cukup diusulkan di pusat saja. "Karena pada Rapimnas nanti ada wakil-wakil daerah," kata Agung. Dia menambahkan, Partai Golkar akan tetap pertahankan konvensi sebagai konsistensi dari proses demokratisasi dan dikehendakinya calon independen dalam setiap pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. "Resikonya Partai Golkar harus mengakomodasi secara terbuka keinginan masyarakat yang ingin menjadi pemimpin bangsa ini melalui konvensi. Tidak ada pembatasan dalam konvensi bagi masyarakat di luar kader Golkar," kata Agung. Dia menghimbau, agar partai-partai lain juga membuka kesempatan bagi anggota masyarakat selain kader partainya untuk bisa maju dalam pemilihan internal partai. Kalau tidak, partai politik telah berperan besar dalam membatasi partisipasi publik dalam berpolitik. "Sama saja dengan membohongi rakyat kalau wakil partai di DPR setuju agar tidak ada calon independen, tapi peluang agar masyarakat bisa berperan dalam pemilihan internal partai ketika pencalonan pilpres atau pilkada ditutup," kata Agung. Sedangkan Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi Partai Golkar, Yuddy Chrisnandi, menyatakan, konvensi merupakan sebuah jalan untuk memunculkan pimpinan nasional tanpa harus bergantung pada figur tertentu. "Konvensi itu seperti pilihan rakyat. Jadi bukan elit tertentu saja yang bisa menilai dan memilih, tapi merupakan simulasi kecil dari pemilihan presiden yang sesungguhnya," kata Yuddy. Menurut dia, konvensi untuk menentukan calon presiden dari Partai Golkar harus dipertahankan. Hal itu untuk menghasilkan calon presiden yang paling aktual dan mengakar menjelang Pilpres 2009. "Konvensi calon presiden adalah tradisi perkembangan demokrasi yang sehat, murni digagas Partai Golkar sebagai partai yang paling demokratis. Masa dihapuskan. Apa nanti kata dunia," kata Yuddy.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006