Dalam politik memang setiap keputusan atau kebijakan pasti ada risiko
Bandarlampung (ANTARA News) - Calon wakil presiden M Jusuf Kalla menilai Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar bertindak berlebihan dengan memecat para kadernya yang memiliki perbedaan pandangan untuk mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Ini terlalu, berlebihan. Dalam politik biasa berbeda pandangan, itu biasa saja," kata cawapres pasangan Joko Widodo itu di Bandarlampung, Lampung, Selasa.

Cawapres M Jusuf Kalla bersama Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri melakukan kampanye di Bandarlampung.

Sebelumnya DPP Partai Golkar memberhentikan kadernya yang mendukung pasangan capres Jokowi-Jusuf Kalla. Mereka yang dipecat adalah Nusron Wahid, Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Poempida Hidayatullah. Sementara satu orang kadernya, yakni Anwar Adnan Saleh diberhentikan sementara.

Menurut Jusuf Kalla pemecatan tersebut sama persis dengan tindakan Ketua Umum DPP PG Akbar Tandjung pada tahun 2004 yang memecat 13 kadernya, yakni Fahmi Idris dan kawan-kawan karena mendukung capres SBY-JK.

Menurut Jusuf Kalla berbeda pandangan politik sebenarnya hal yang biasa.

"Ini, mereka itu mendukung mantan ketua umumnya, apanya yang salah? Mana lebih logis dan yang masuk akal? Orang yang mendukung mantan ketua umumnya atau yang memilih ketua umum parpol lainnya?" kata Jusuf Kalla.

Menurut dia, pasti nanti pada konggres berikutnya akan ada pergantian pengurus. Jusuf Kalla menegaskan berdasarkan pengalaman 2004, nanti para kader Golkar yang dipecat akan menjadi pemimpin.

"Dalam politik memang setiap keputusan atau kebijakan pasti ada risiko. Ini sama dengan Pilpres 2004, waktu itu DPP PG juga banyak memecat kadernya. Tetapi begitu pergantian pengurus ya semua itu gantian lagi," kata mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.

Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014