Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana melakukan lelang penjualan tiga seri Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara dengan target indikatif sebesar Rp1,5 triliun pada Selasa (1/7).

Keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan sukuk yang akan dilelang terdiri atas dua seri sukuk negara berbasis proyek dan satu seri sukuk negara berjangka pendek.

Dua sukuk negara berbasis proyek tersebut adalah seri PBS005 (penjualan kembali) dan PBS006 (penjualan kembali). Sedangkan sukuk negara jangka pendek yaitu seri SPN-S02012015 (penerbitan baru).

Penjualan Sukuk Negara melalui lelang itu ditujukan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam APBN 2014.

Seri PBS005 jatuh tempo 15 April 2043 dengan tingkat imbalan 6,75 persen dan seri PBS006 akan jatuh tempo 15 September 2020 dengan tingkat imbalan 8,25 persen. Aset acuan dua seri Sukuk Negara itu berupa proyek atau kegiatan dalam APBN 2014.

Sedangkan seri SPN-S02012015 akan jatuh tempo 2 Januari 2015 dengan imbalan secara diskonto serta aset acuan berupa barang milik negara, yaitu tanah dan bangunan.

Lelang SBSN itu akan dilaksanakan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang SBSN dan lelang bersifat terbuka menggunakan metode harga beragam.

Pada prinsipnya semua pihak, investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang, namun dalam pelaksanaan penyampaian lelang harus melalui peserta yang telah mendapat persetujuan Kementerian Keuangan.

Pemerintah memiliki hak untuk menjual seri-seri SBSN tersebut lebih besar atau lebih kecil dari target indikatif yang ditentukan.

Setelmen atau penyelesaian akhir transaksi penjualan SBSN itu akan dilaksanakan pada 3 Juli 2014 atau dua hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang.

Serap Rp8,35 triliun

Sementara itu dalam lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (24/6), pemerintah menyerap dana sebesar Rp8,35 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar lebih dari Rp13,81 triliun.

Rincian jumlah Rp8,35 triliun itu terdiri dari seri SPN12150403 sebesar Rp0,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,35 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 6,4 persen.

Seri FR0070 sebesar Rp4,9 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,18 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,22 persen, dan tingkat kupon 8,38 persen.

Seri FR0071 sebesar Rp2,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,58 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,61 persen dan tingkat kupon 9,0 persen.

Seri FR0068 sebesar Rp1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,75 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,79 persen dan tingkat kupon 8,38 persen.

Sementara untuk seri SPN12150611 tidak ada penawaran yang dimenangkan. Penawaran masuk untuk seri ini sebesar Rp1,1 triliun dengan imbal hasil tertinggi masuk 6,8 persen dan terendah 6,75 persen.

Jumlah dimenangkan sebesar Rp8,35 persen tersebut lebih besar dari jumlah indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp8 triliun.


Pewarta: Agus Salim
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014