Moskwa (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin hari Senin, berjanji melakukan semua upaya untuk menyelidiki pembunuhan wartawan Anna Politkovskaya sebagai tanggapan atas pembunuhan terhadap pengecam utama Kremlin itu. Juru bicara Kremlin menyatakan Putin mengemukakan janji itu dalam percakapan telefon dengan Presiden Amerika Serikat George W Bush. Politkovskaya diduga ditembak mati oleh orang bersenjata tak dikenal hari Sabtu dalam serangan, yang memicu kecaman Barat. "Dalam pembicaraan itu, Putin menekankan bahwa badan penegakan hukum Rusia akan mengambil langkah apa pun untuk menyelidiki secara nyata kematian menyedihkan wartawan Politkovskaya," katanya. Amerika Serikat menyatakan "terkejut dan sangat menyesalkan" pembunuhan Politkovskaya, pengecam sengit Putin. Tidak ada pernyataan dari Kremlin mengenai pembunuhan wartawan berusia 40 tahun dan ibu dua anak itu, yang terkenal di seluruh dunia dan mendapat penghargaan atas tulisannya menyangkut pelacakannya, yang tabah, terhadap pelanggaran hak asasi oleh pemerintah Putin, terutama di propinsi Chechnya. Ia ditembak mati hari Sabtu di blok apartmennya di Moskow tengah dalam pembunuhan, yang menurut jaksa, memunyai hubungan dengan pekerjaannya. Saat memberikan penghormatan kepada wartawan gigih itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Politkovskaya adalah "pribadi berani dan berikrar mencari keadilan, kendati mengadapi ancaman pembunuhan sebelumnya". "Amerika Serikat mendesak pemerintah Rusia segera melakukan penyelidikan seksama, mengusut dan menyeret ke pengadilan semua yang bertanggungjawab atas pembunuhan itu," katanya dalam pernyataan di lokamayanya www.state.gov. "Tekanan dan pembunuhan wartawan --12 di Rusia dalam enam tahun belakangan, termasuk warga Amerika Serikat Paul Klebnikov pada 9 Juli 2004-- adalah penghinaan terhadap media bebas dan nilai demokrasi," katanya. Mantan Presiden Sovyet Mikahil Gorbachev, salah seorang pemegang saham di suratkabar "Novaya Gazeta", tempat Politkovskaya bekerja, menyebut pembunuhan itu "kejahatan biadab dan pukulan pada seluruh pers demokratik dan independen". Tapi, tidak ada tanggapan dari pejabat Rusia, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006