Makassar(ANTARA News) - Gempa yang berkekuatan 3,5 pada skala Richter (SR) terjadi di Parepare, Sulawesi Selatan, pada hari Selasa pukul 08.05 wita, namun tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan fisik. Pusat gempa terletak di Kabupaten Sidrap, sekitar 26 km Timur Parepare dengan posisi 3,97 derajat lintang Selatan (LS) dan 119,88 derajat bujur Timur dengan kedalaman 31,5 kilometer, kata Hanafi, seorang Badan Meteorologi Geofisika (BMG) Wilayah IV Makassar kepada ANTARA. Gempa hanya berlangsung beberapa detik, namun sempat membuat panik warga kota Parepare, Sidrap dan Pinrang, terutama warga yang bermukim tempat ketinggian. Belum ada laporan adanya korban atau kerusakan fisik akiabt gempa itu, namun warga cukup panik. Para pegawai yang berkantor di gedung bertingkat dilaporkan berhamburan ke luar gedung. Meski tidak ada goncangan tanah, terdengar suara seperti petir dan guntur yang cukup keras, sehingga membuat warga panik dan berhamburan ke luar kantor untuk menyelamatkan diri karena khawatir bangunan akan runtuh. "Kami bersama ratusan pegawai Pemkot Parepare yang baru saja selesai apel pagi langsung berlarian ke luar gedung perkantoran berlantai dua ini untuk menyelamatkan diri setelah terdengar bunyi keras seolah-olah gedung kantor akan runtuh," ungkap Hj. Hasbiah, salah seorang PNS Pemkot Parepare yang dihubungi secara terpisah. Ia bersama beberapa rekan sekantornya lari ke jalan raya depan kantor Walikota dan ternyata di jalan itu sudah banyak pegawai dari berbagai instansi pemerintah lainnya lebih dahulu menyelamatkan diri. Warga Parepare, Pinrang dan Sidrap memang trauma dengan gempa karena peristiwa seperti ini pernah terjadi delapan tahun lalu dan menewaskan puluhan warga di tiga daerah kabupaten/kota tersebut. Gempa tektonik berkekuatan 6,5 SR yang berpusat di Kabupaten Pinrang, sekitar 28 kilometer Utara Parepare itu terjadi pada tahun 1998. Parepare merupakan daerah yang paling parah karena sejumlah bangunan bertingkat di jalan poros Parepare - Makassar rubuh termasuk sejumlah bangunan berlantai dua di pasar Labukkang rata dengan tanah. "Wajar apabila warga Parepare, khususnya mereka yang bertempat tinggal di wilayah ketinggian, seperti kawasan perkantoran pemerintah di Jalan Jenderal Sudirman dan Ahmad Yani, panik dan berhamburan keluar untuk menyelamatkan dirinya karena takut akan kejadian delapan tahun lalu," ungkap Takdir Abduh, warga jalan A. Yani, Parepare. (*)

Copyright © ANTARA 2006