Ribeirao Preto, Brasil (ANTARA News) - Prancis kadang-kadang melakukan tekel keras pada Piala Dunia namun bek Mamadou Sakho masih mengategorikannya "agresif tapi tidak kasar".

Ketika tim-tima lain begitu cepat dihukum wasit, tim perempatfinalis yang diasuh Didier Deschamps ini jarang terhukum wasit.

"Ketika kami bermain melawan Honduras kami banyak melakukan hantaman, tetapi tidak satu pun dikenai kartu," kata bek Liverpool itu pada jumpa pers di kamp pelatihan.

"Kesalahan kami lebih banyak karena kekikukkan ketimbang yang lainnya. Banyak duel namun kami tidak membuat banyak kesalahan. Mungkin kami agresif, tetapi tidak kasar."

24 jam sebelumnya Deschamps berusaha mengabaikan pembicaraan soal itu.

"Semakin sedikit Anda bahas soal itu semakin bagus," kata pelatih yang mengubah peruntungan Prancis untuk membawanya ke babak delapan besar menghadapi Jerman di Stadion Maracana, Rio de Janeiro.

"Ada insiden-insiden besar para pertandingan lain.Ada duel dan kami juga memiliki pemain yang siap berduel. Saya tak ingin mengeluh, tapi memang ada intensitas dan kecepatan dalam pertandingan di sini".

"Anda hanya harus tiba sepersepuluh detik untuk terlambat dan itu sudah cukup untuk menciptakan kesalahan yang fatal."

Deschamps menyatakan meminta maaf atas ayunan kaki terlalu tinggi Blaise Matuidi yang menimpa pemain Nigeria Ogenyi Onazi pada laga 16 Besar di Brasilia lalu.

Gelandang Lazio itu harus ditandu ke luar lapangan sedangkan Matuidi bebas dari hukuman.

"Blaise sudah bilang minta maaf, tapi ini bisa terjadi. Saya tidak merasa kami diperlakukan sebelah mata (oleh wasit)...mungkin saya akan mengucapkan hal berbeda jika saya Nigeria, tapi saya tak melihat ini hal yang mempengaruhi hasil pertandingan."

Selain Matuidi, Sakho juga melakukan pelanggaran dengan menyikut pemain Ekuador pada pertandingan terakhir fase grup, sedangkan Olivier Giroud menekel Steven von Bergen sehingga bek tengah Swiss ini mengalami gegar otak dan luka-luka di bawah matanya.

Pemain itu bahkan terpaksa dipulangkan ke Swiss untuk menjalani perawatan, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014