Yogyakarta (ANTARA News) - Warga masyarakat Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan pesimis rekonstruksi pascagempa bisa selesai pada Desember 2006, karena berbagai masalah sampai saat ini belum teratasi. "Warga meminta dilakukan verifikasi ulang data penerima bantuan dana rekonstruksi, karena beberapa di antara mereka tidak puas dengan hasil verifikasi sebelumnya yang mencoret nama-nama mereka dari daftar penerima dana bantuan ini," kata Kepala Dusun Piring, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Bantul, Rabu. Untuk menjaring aspirasi warga, 18 ketua pokmas (kelompok masyarakat) dusun setempat melakukan koordinasi. Pertemuan koordinasi di bangunan darurat dihadiri pula kepala dusun serta petugas KMK (konsultan manajemen kabupaten) Pundong. Petugas KMK setuju untuk melakukan verifikasi ulang rumah warga yang tidak puas dengan keputusan hasil verifikasi sebelumnya. Selain mengeluhkan masalah data, dalam kesempatan itu terungkap pula berbagai keluhan mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah dalam penerapan di lapangan. "Prosedur yang disusun pemerintah akan sulit dilaksanakan, dan apabila dipaksakan, pasti akan banyak benturan di lapangan," katanya. Hal tersebut dapat dilihat dari keinginan sebagian masyarakat yang menolak model konstruksi modern seperti yang ditawarkan pemerintah, tetapi lebih senang dengan model tradisional seperti yang mereka miliki sebelumnya. "Warga kebanyakan lebih suka yang sederhana asal luas, sehingga sekalian bisa untuk ternak mereka, daripada rumah modern yang bila mengikuti Petunjuk Operasional pemerintah, kira-kira hanya akan mendapatkan rumah tipe 36," kata dia. Bahkan ada beberapa warga yang menginginkan bantuan dibagikan dalam bentuk uang, agar mereka dapat lebih leluasa dalam mengalokasikannya. "Standar-standar yang ditetapkan pemerintah justru mempersulit pengurus pokmas dan warga itu sendiri," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006