Jakarta (ANTARA News) - Indonesia perlu lebih agresif merambah pasar Jepang dengan mengetahui informasi terkini mengenai perubahan selera pasar Jepang dan mengirim misi dagang lebih banyak lagi. "Kini China semakin menguasai pasar Jepang, karena Indonesia tidak ekspansif seperti mereka," kata Ketua Japan Indonesia Business Association of Kansai, Hajime Kinoshita pada pertemuan Mendag Mari E Pangestu dengan sejumlah pembeli asing (buyer) di Pameran Produk Ekspor (PPE) di Jakarta, Kamis. Ia mencontohkan dulu produk kerajinan dan mebel Indonesia sangat diminati dan menguasai pasar Jepang, namun saat ini hal itu sudah bergeser karena China mampu memasok dengan harga yang rendah dan kualitas yang baik pula. Sedangkan produk kerajinan dan mebel Indonesia selain harganya lebih tinggi, juga seringkali tidak mengikuti perubahan selera pasar di Jepang. "Saat ini di Jepang, banyak orang-orang yang sudah tua dan membutuhkan mebel yang ringan seperti dari rotan, tapi Indonesia masih mengekspor produk yang berat," katanya. Oleh karena itu, ia melihat tren pasar Jepang ke depan, permintaannya dari Indonesia lebih pada produk industri agro dan perikanan. Kinoshita juga memberi masukan agar Indonesia meminta bantuan ahli-ahli dari Jepang tidak hanya dalam segi peningkatan teknologi dan kualitas tapi juga informasi pasar terkini. "Pengusaha Indonesia yang datang ke Jepang untuk mengetahui selera pasar Jepang relatif lebih sedikit. Kalau China mengirim 100 pengusaha, Indonesia hanya 10 orang," katanya. Kinoshita mengatakan sebenarnya peluang Indonesia masuk ke pasar Jepang sangat besar, apalagi kini di negara tersebut berkembang toko "One Dolar" yang jumlahnya mencapai sekitar 600 gerai. "Sayangnya produk Indonesia yang masuk ke gerai-gerai tersebut hanya 5-6 persen, sedangkan China bisa mencapai 75 persen," katanya. Menanggapi hal itu, Mendag Mari E Pangestu mengatakan pihaknya akan meminta pemerintah Jepang lebih membantu lagi produk Indonesia masuk ke negara tersebut dalam kerangka Kesepakatan Kemitraan Ekonomi (EPA) Indonesia-Jepang. "Kita juga telah meminta Jepang membantu mengembangkan Pusat Pengembangan Manufaktur di Indonesia sehingga lebih banyak lagi produk Indonesia yang bisa masuk ke negara itu," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006