Cilodong, Bogor (ANTARA News) - TNI akan menurunkan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana atau PRCPB untuk membantu penanganan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan. "Kemungkinan kita akan turunkan pasukan reaksi cepat, tetapi bukan berarti itu menyelesaikan permasalahan karena pasukan reaksi cepat yang kita miliki hanya berkekuatan satu batalyon," kata Panglima TNI, Marsekal Joko Suyanto kepada ANTARA, di Cilodong, Senin. Usai meninjau kesiapan pasukan TNI ke Lebanon di Markas Divisi 1/Kostrad, ia mengatakan saat ini TNI masih mengandalkan pasukan di masing-masing kodam seperti Kodam Sriwijaya dan Kodam Tanjungpura untuk membantu penanganan kabut asap bersama masyarakat, kepolisian, dinas kehutanan, dan pemda setempat. Hanya saja, tambah dia pengerahan pasukan TNI itu belum mencukupi untuk mengatasi penanganan kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan. "Jadi bisa saja kita turunkan pasukan reaksi cepat untuk membantu penangannyanya. Tapi itu tidak serta merta menyelesaikan masalah karena personil yang ada hanya satu batalyon sedangkan sebaran titik api yang harus ditanggulangi cukup luas, jutaan hektar," kata Joko. Tidak itu saja, peralatan yang dimiliki PRCPB pun terbatas sehingga teteap diperlukan kerjasama degan instansi terkait seperti dinas kehutanan, kepolisian, pemda dan masyarakat. "Itu yang penting. Partisipasi masyarakat," ujarnya menambahkan. Panglima TNI mengatakan pihaknya memahami keprihatinan negara tetangga sepeti Malaysia dan Singapura atas penanganan kabut asap di Sumatera dan Kalimantan. "Namun mereka juga harus memahami bahwa lahan yang harus ditangani begitu luas, sedangkan personil dan alat yang kita miliki sangat terbatas," ujarnya Tentang kapan pasukan reaksi cepat akan diturunkan, Joko mengatakan masih menunggu perkembangan di lapangan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006