Lisbon (ANTARA News) - Menteri Ekonomi Portugal Antonio Pires de Lima pada Senin mengakui bahwa krisis yang melanda raksasa kelompok bank Banco Espirito Santo dapat mempengaruhi pemulihan ekonomi negara itu, tetapi menegaskan kemajuan Portugal lebih kuat.

"Krisis di kelompok Espirito Santo tidak akan membuat kami baik, tetapi pemulihan lebih kuat dan itu akan bertahan," katanya kepada wartawan, lapor AFP.

Gejolak di pemberi pinjaman terbesar Portugal terjadi pada saat negara itu rapuh, yang baru saja keluar dari program penyelamatan bersama Uni Eropa-IMF meskipun ada penurunan mengejutkan 0,6 persen dalam PDB-nya dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Banyak analis khawatir imbas krisis bisa meruntuhkan ekonomi Portugal yang masih goyah, salah satu yang paling lemah di zona euro.

Presiden Portugal Anibal Cavaco Silva, dalam kunjungan ke Korea Selatan pada Senin, mengatakan masalah-masalah mempengaruhi sektor non-perbankan kelompok "dapat memiliki pengaruh tertentu pada ekonomi riil ... dan kreditur bisa dihadapkan dengan kesulitan serius".

Bank terancam oleh sebuah lubang dalam neraca keuangan salah satu pemegang saham utamanya, Espirito Santo International (ESI) yang berbasis Luksemburg, dan tuduhan bahwa mereka menutupi masalah akuntansi. ESI mengakui pada Jumat bahwa pihaknya tidak bisa membayar utang-utangnya.

Perusahaan induk bank lainnya, Rioforte, gagal memenuhi pembayaran utang 847 juta euro (1,146 miliar dolar AS) kepada Portugal Telecom pada Selasa lalu.

Ekonom Paula Carvalho, dari BPI Bank, mengatakan meskipun para analis pada awal merasakan kesulitan Portugal tidak kekal, "sekarang ada pendinginan tertentu, dan keraguan tentang kekuatan pemulihan pada trimester kedua".


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014