Pyongyang (ANTARA News) - Korea Utara (Korut), Selasa, menilai bahwa resolusi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada akhir pekan lalu (14/10) untuk melawan Korut yang melakukan uji nuklir pada 9 Oktober 2006 sebagai "Deklarasi Perang", dan mereka menginginkan dialog sekaligus siap berkonfrontasi. Dalam satu pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Korea Utara itu juga disebutkan, negeri penganut paham komunis tersebut bersumpah akan melakukan tindakan balasan tanpa ampun kepada setiap negara yang memberikan dukungan terhadap pelaksanaan sanksi yang dicantumkan dalam resolusi DK PBB. "Siapa pun yang mencoba melanggar kedaulatan DPRK dan hak-haknya untuk eksis, bahkan di bawah tanda dari resolusi DK PBB sekalipun, maka mereka akan berhadapan dengan tindakan balasan tanpa ampun melalui aksi keras," kata pernyataan yang menggunakan akronim dari nama resmi negara itu, Democratic People`s Republic of Korea (DPRK) atau Republik Demokratik Rakyat Korea. Pernyataan yang disebarluaskan melalui kantor berita resmi negara itu, Korean Central News Agency (KCNA) tersebut menyebut bahwa tindakan dari DK PBB sebagai satu perintah dari Amerika serikat (AS) yang "sebuah tindakan tidak bermoral yang sama sekali tidak memiliki keadilan." "Resolusi DK PBB, tidak perlu dikatakan, tidak dapat ditaksirkan lain selain merupakan sebuah deklarasi perang melawan DPRK, karena itu semua tergantung dari skenario dari AS yang berkeinginan untuk menghancurkan sistem sosialis gaya Korea yang berpusat pada rakyat," demikian penegasan Korut. Selain itu, "DPRK dengan penuh semangat menegaskan resolusi itu sebagai sebuah produk dari kejahatan kebijakan AS terhadap DPRK, dan menolak itu secara total." Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa uji nuklir Korut bukan ancaman pada keamanan dan perdamaian masyarakat internasional, namun lebih merupakan usaha "untuk mempertahankan kebebasan dan hak-hak dasarnya sebagai negara berdaulat". "Uji coba nuklir di DPRK adalah sebuah perbuatan yang memberikan sumbangsih besar terhadap upaya mempertahankan perdamaian dan stabilitas tidak hanya di Semenanjung Korea, tapi juga di seluruh Asia Timur. Ujicoba itu merupakan alat menghindar yang paling kuat atas ancaman nuklir AS, dan ancaman pemerasan, serta menggagalkan usahanya untuk mengobarkan perang baru," tambah pihak Korut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006