Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mematikan sembilan pembangkit berdaya besar selama masa Lebaran menyusul penurunan beban listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali. Juru bicara PLN Muljo Adji di Jakarta, Rabu mengatakan, pembangkit itu dimatikan sejak Jumat (20/10) malam hingga Senin (30/10) pagi. "Penghentian operasi pembangkit ini merupakan upaya penghematan," katanya. PLN, lanjutnya, menjamin jika tidak terjadi kejadian yang di luar dugaan atau bencana alam, pasokan listrik di seluruh Indonesia dalam kondisi aman. "Kita ingin masyarakat merayakan Idul Fitri dengan tenang," katanya. Kesembilan pembangkit itu adalah PLTU Suralaya Unit 1, 2 dan 5, PLTU Priok 3, PLTU Priok Unit 4, PLTGU Grati Blok 1 dan 2, PLTGU Gresik Blok 2, PLTGU Muara Tawar Blok 1 dan 2, PLTU Paiton milik Jawa Power, PLTU Paiton milik Paiton Energy, dan PLTU Tanjung Jati B Unit 1. Menurut dia, khusus PLTGU Grati, PLTGU Gresik, dan PLTGU Muara Tawar, yang berbahan bakar minyak, penghentian operasi tersebut akan banyak menghemat. Muljo mengatakan, beban puncak listrik pada masa Lebaran akan mengalami penurunan yakni Sabtu (21/10) hanya 12.600 MW, Minggu (22/10) 11.800 MW, Senin (23/10) 10.800 MW, dan pada Selasa (24/10) atau saat Lebaran turun menjadi 10.100 MW. "Setelah Lebaran, beban mulai naik lagi, tergantung kapan pabrik dan kantor mulai beroperasi," katanya. Sementara, beban puncak listrik pada saat normal sekitar 14.500-14.900 MW. Muljo menambahkan, sejumlah upaya yang dilakukan PLN dalam menghadapi Lebaran adalah mengutamakan kehandalan suplai, menyiapkan cadangan seketika yang merata, dan membebani pada unit pembangkit yang aman. "Selain itu, memadamkan sejumlah pembangkit berdasarkan urutan prioritas dan tidak melakukan pemeliharaan selama masa Lebaran," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006