Ankara (ANTARA News) - Turki pada Senin mengutuk pembunuhan sedikitnya 10 orang Palestina dalam pemboman Israel di luar satu sekolah yang dioperasikan oleh PBB di Jalur Gaza, yang memberi penampungan buat ribuan warga sipil Palestina.

"Kami sepenuhnya setuju dengan pandangan sekretaris jenderal PBB bahwa serangan ini merupakan kejahatan," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri.

Kementerian itu merujuk kepada serangan terhadap sekolah yang dikelola oleh Badan Pekerjaan dan Bantuan PBB buat Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan serangan tersebut, selain pelanggaran lain hukum internasional, harus dengan cepat diselidiki dan mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggung jawaban.

Sekolah PBB itu, yang terletak di Kota Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, menampung hampir 3.000 pengungsi, kata UNRWA, sebagaimana dilaporkan Xinhua.

"Israel memperlihatkan ketidak-peduliannya terhadap semua prinsip dan preseden yang berkaitan dengan hak asasi manusia serta hukum internasional dengan serangan ini dan yang sebelumnya terhadap pangkalan PBB," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu juga menyeru masyarakat internasional agar menentang serangan yang tak pernah terjadi sebelumnya oleh Israel.

Seorang anak perempuan yang berusir delapan tahun tewas dalam satu serangan udara Israel di Kota Gaza, Senin pagi, tak lama setelah gencatan senjata kemanusiaan diberlakukan, kata beberapa pejabat kesehatan Palestina.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Ashraf Al-Qidra mengatakan sebanyak 15 orang lagi juga cedera dalam serangan itu, ketika serangan udara Israel ditujukan ke satu rumah di kota tersebut.

Anak perempuan itu diidentifikasi sebagai Aseel Al-Bakri.

Media lokal melaporkan kurang dari satu jam kemudian, pasukan Israel membom satu rumah di satu kamp pengungsi di bagian tengah Jalur Gaza, dan membuat beberapa orang cedera.

Pada Senin pagi, militer Israel mengumumkan akan menghentikan serangannya terhadap sebagian besar Jalur Gaza selama jeda kemanusiaan tujuh-jam, mulai pukul 10.00 waktu setempat.

Namun Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) mengatakan dalam satu pernyataan bahwa gencatan senjata sepihak tersebut dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari pembantaian oleh Isrel di wilayah tepi laut yang diblokade itu. Gerakan tersebut memperingatkan rakyat Palestina setempat agar berhati-hati mengenai gencatan senjata sebab usul semacam itu tak boleh dipercaya.

Menurut beberapa sumber Palestina, seluruh jumlah orang Palestina yang tewas dalam agresi militer Israel di Jalur Gaza, yang dimulai pada Selasa (8 Juli) telah bertambah jadi 1.849.

(Uu.C003)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014