Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di Asia, Jumat, setelah Presiden AS Barack Obama mengizinkan serangan udara terhadap militan ekstremis ISIS di produsen minyak mentah utama Irak.

Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik 71 sen menjadi
98,05 dolar AS, sementara Brent untuk September naik 96 sen menjadi 106,40 dolar AS pada perdagangan sore.

Obama dalam pidato Kamis malam memerintahkan serangan udara untuk mencegah genosida oleh apa yang disebut pejuang Negara Islam terhadap minoritas Yazidi yang terkepung di Irak utara.

"Karena itu saya mengizinkan serangan udara jika diperlukan untuk membantu pasukan di Irak karena mereka berjuang untuk mematahkan pengepungan dan melindungi warga sipil yang terperangkap di sana," kata Obama seperti dikutip AFP.

Desmond Chua, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan perkembangan itu bisa menambah "premi risiko secara signifikan terhadap harga minyak" karena para dealer mengkhawatirkan potensi gangguan pasokan.

ISIS ini menguasai sebagian besar wilayah utara Irak dan barat. Serangan menyeluruh dimulai pada 9 Juni, menghalangi Baghdad mengekspor minyak melalui pipa ke Turki dan melalui jalan darat ke Yordania.

Kementerian Perminyakan Irak pada 24 Juli mengatakan, ekspor minyak mentah sebesar 2,42 juta barel per hari pada Juni, jauh di bawah proyeksi anggaran 3,4 juta barel per hari.

Sebagai produsen nomor dua dalam kartel OPEC, 11 persen dari cadangan terbukti dunia, Irak memainkan peran penting di pasar dan harga dunia setelah kekerasan menganggu ekspor minyak dari Suriah dan Libya.

(A026)



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014