Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri mencatat pencapaian laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,187 triliun pada kuartal III 2006 atau turun sekitar tiga persen dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp1,227 triliun. "Kalau kita lihat memang salah satu penyebab utama dari penurunan profit tersebut adalah peningkatan dari pencadangan yang di sembilan bulan tahun 2005 mencapai Rp2,254 triliun, namun meningkat pada sembilan bulan tahun 2006 hingga Rp2,938 triliun," kata Executive Vice President Bank Mandiri, Pahala Mansyuri, kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Namun, tambahnya, peningkatan provisi itu bisa diimbangi sebagian oleh peningkatan pendapatan bunga bersih dari Rp6,683 triliun pada kuartal ketiga 2005 menjadi Rp7,477 triliun. Selain itu, katanya ada pula peningkatan fee based income pada kuartal III 2006 menjadi Rp1,883 triliun dari periode sebelumnya Rp1,787 triliun. Untuk kredit, Bank Mandiri mencatat penyaluran sebesar Rp108,80 triliun pada kuartal ketiga 2006 atau tumbuh sekitar 1,8 persen dari posisi sebelumnya yang hanya Rp106,87 triliun. Sedangkan total dana masyarakat yang berhasil dihimpun juga mengalami peningkatan dari Rp186,45 triliun pada 30 September 2005 menjadi Rp194,47 triliun pada 30 September 2006. Sehingga rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Bank Mandiri menjadi sekitar 55,9 pada periode itu. Untuk rasio kecukupan modal (CAR), Bank Mandiri mencatat angka 24,8 persen dengan nilai ekuitas mencapai Rp24,38 triliun. Pada kuartal III 2006, Bank Mandiri mencatat angka kredit bermasalah (NPL) hingga sebesar 24,6 persen atau hanya turun tipis dari posisi Juni 2006 yang sebesar 24,9 persen Dalam kesempatan itu, Pahala juga menyatakan pihaknya menyambut baik terbitnya PP 33/2006 sebagai revisi PP 14/2005 tentang penanganan piutang bank-bank BUMN yang kemudian diikuti oleh penerbitan Peraturan Menkeu No.87/PMK.7/2006. Namun demikian, Direktur Bank Mandiri, Riswinandi, mengungkapkan bahwa penerbitan aturan yang memang dinantikan oleh bank-bank BUMN untuk menyelesaikan piutang bermasalah mereka itu tidak akan serta merta menurunkan posisi NPL mereka. "Kita akan tetap melakukan restrukturisasi utang dengan prinsip kehati-hatian," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006