Masih ada 28 juta atau 11 persen penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menilai meski Indonesia sudah merdeka selama 69 tahun, namun masih perlu perjuangan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat di negeri ini.

"Masih ada 28 juta atau 11 persen penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Ini sama dengan jumlah penduduk di salah satu negara ASEAN," katanya saat membuka pameran foto bertema Kisah Anak Serigala di Galeri Foto Jurnalistik Antara Jakarta, Jumat (15/8) malam.

Ia berharap pada peringatan kemerdekaan tahun ini, Indonesia akan menjadi lebih baik lagi. Terutama dengan pemerintahan baru yang diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

Pemberantasan korupsi, menurut Samad, masih menjadi agenda utama, sebab salah satu penyebab kemiskinan adalah korupsi.

Selain membuka pameran foto jurnalistik mengenai kasus korupsi karya pewarta foto Antara Fanny Octavianus dan foto film "Negeri Tanpa Telinga" karya Sigit D. Pratama, Samad juga menyaksikan pemutaran trailer film Negeri Tanpa Telinga karya Lola Amaria yang berkisah tentang pemberantasan korupsi.

Dia mengatakan foto dan film menjadi media yang efektif dan mudah ditangkap masyarakat untuk memahami apa yang hendak disampaikan atau dikampanyekan mengenai pemberantasan korupsi.

Kepala Galeri Foto Jurnalistik Antara Oscar Motullah mengatakan pameran tersebut dilaksanakan untuk memperingati 69 tahun kemerdekaan Indonesia dan 12 tahun reformasi.

"Politik Indonesia pasca-reformasi adalah serigala berbulu domba. Setelah masa transisi tiga presiden, mestinya sepuluh tahun terakhir ini adalah ajang lepas landas yang pas untuk mewujudkan amanat dari Gerakan Refomasi," katanya.

Pembukaan pameran foto jurnalistik dan foto film tersebut dihadiri oleh beberapa pemain film Negeri Tanpa Telinga antara lain Ray Sahetapi dan Tanta Ginting, produser serta sutradara Lola Amaria juga sejumlah tamu undangan mahasiswa asal Timor Leste.

(T.A041/T007) 

Pewarta: Hendrina Dian
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014