Jayapura (ANTARA News) - Jenazah aktivis Organisasi Papua Merdeka (OPM) di perantauan, Dr.Willem Zonggonau (65) Sabtu (21/10) dimakamkan di Port Moresby, ibukota negara Papua Nuginj (PNG) atas kesepakatan keluarga di PNG maupun di Kampung Bibida, Kabupaten Paniai, Provinsi Papua. Penasehat Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah Pegunungan Tengah Provinsi Papua, Bona Mote dalam keterangan pers di Jayapura, Sabtu, menyebutkan, walaupun Presiden Susilo Bambang Yudyono (SBY) merestui pengiriman jenazah pentolan OPM itu untuk dimakam di kampung halamannya, Bibida, Kabupaten Paniai, Papua, namun keluarga lainnya di PNG menginginkan aktivis OPM itu di makamkan di PNG. Kuasa Dubes RI di Port Moresby telah berupaya agar jenazah Zonggonau dikirim ke Papua. Pejabat Muspida Provinsi Papua di Jayapura telah memberikan perhatian penuh dan memberikan jaminan bila jenazah pentolan OPM itu dikirim ke Papua untuk dimakamkan di kampung halamannya di Bibida, Kabupaten Paniai. Namun keluarga di PNG yang menghendaki jenazah Zonggonau dimakamkan di PNG."Keluarga Papua di PNG sepakat memakamkan jenazah aktivis OPM itu di PNG karena lebih dekat dengan istri dan seorang anaknya, sehingga keluarga di Paniai pun menerimanya dengan suka cita," ujar Mote. Menurut Mote, keluarga di Bibida yang ada di Paniai, Nabire, Jayapura maupun di perantauan lainnya meminta jenazah Zonggonau dimakamkan di kampung halamannya di Bibida, tetapi keluarga di PNG menghendaki aktifis OPM itu dimakamkan di Port Moresby, ibukota negara PNG. Keputusan pemakaman almarhum itu telah disampaikan kepada para pejabat Muspida Provinsi Papua dan para pejabat itu merestuinya. Peraih gelar doktor pertama asal Papua itu adalah mantan anggota DPR Gotong Royong (GR) atau New Guinea Raad tahun 1963-1969 menyeberang dan menjadi warga negara (WN) PNG setelah Penentuan Pendapatan Rakyat (Pepera), 28 Juli 1969 sebagai protes atas pesta demokrasi menentukan nasib sendiri. Willem Zonggonau menghembuskan nafas terakhir 2 Oktober 2006 sekitar pukul 11.00 WIT di sebuah rumah sakit (RS) swasta di Canbera, Australia karena sakit dan jenazah pentolan OPM itu dikirim ke Port Moresby, 4 Oktober 2006. Almarhum meninggalkan seoramg istri dan dua orang anak perempuan, seorang anak perempuan tinggal dengan kakak sepupunya Fransiskus Zonggonau di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006