Antrean yang terjadi karena `panic buying'...
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya, mengatakan antrean yang terjadi di beberapa daerah akibat masyarakat panik terkait isu kelangkaan BBM.

"Bukan kelangkaan yang terjadi. Antrean yang terjadi karena panic buying'," kata Hanung usai mengikuti rapat Asumsi Makro RUU APBN 2015 Sektor Energi dan SDM bersama dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan kemungkinan terjadinya antrean tersebut karena informasi yang beredar salah, seolah-olah BBM langka di SPBU.

"BBM subsidi yang ada di setiap SPBU, kita kendalikan sesuai dengan ketersediaan kuota yang memang diturunkan," ujarnya.

Ia menjelaskan pihaknya telah menurunkan kuota BBM subsidi secara nasional pada tahun ini dari 48 juta kiloliter menjadi 47 juta kiloliter.

"Kalau secara nasional kuotanya diturunkan, tentunya setiap provinsi juga akan ada penyesuaian sampai ke SPBU juga akan ada penyesuaian," katanya.

Menurutnya, yang dilakukan oleh Pertamina sesuai dengan edaran Kepala BPH Migas, yaitu pengendalian penyaluran BBM subsidi di setiap SPBU dan target pembatasan kuota tersebut sampai akhir tahun 2014.

"Premium kita kurangi 5 persen, jadi apabila satu SPBU berjualan 10 ton per hari, kita kurangi 500 liter per hari," tuturnya.

Hanung mengungkapkan ketersediaan BBM baik subsidi maupun nonsubsidi cukup untuk 18 hari kebutuhan nasional.

Ia mengatakan dampak pembatasan kuota BBM banyak terjadi di wilayah barat Indonesia, terutama Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

"Memang di dua pulau tersebut masyarakatnya sangat banyak terutama di Jawa sehingga volume penggunaannya juga tinggi, tetapi pembatasan hampir rata di semua Provinsi," kata Hanung.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah/Faisal Yunianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014