Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pekan depan, setelah libur panjang, masih memiliki potensi naik mengantipasi pengumuman inflasi dan laporan emiten pada kuartal ketiga tahun 2006. "Setelah libur panjang Idul Fitri, indeks masih memiliki potensi naik mengantipasi pengumuman inflasi yang diperkirakan masih terkontrol dan laporan keuangan kuartal ketiga beberapa emiten," kata Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas, Alfiansyah, pekan lalu. Menurut Alfian, naiknya inflasi akibat kebutuhan pokok meningkat pada Lebaran yang diperkirakan masih dalam tahap wajar akan memberi optimisme bagi para pelaku pasar terhadap kelanjutan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI-rate). Alfian memprediksikan tingkat inflasi bulan Oktober akan mengalami sedikit peningkatan hingga kisaran 0,5 persen. "Dengan harapan turunnya BI-rate ini akan mengangkat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, terutama sektor perbankan yang akan naik pendapatannya," jelasnya. Selain itu, beberapa laporan keuangan kuartal ketiga dari sejumlah emiten yang mengalami performa baik akan mendorong indeks terus ke atas. Sebelum libur panjang Lebaran, indeks selama sepekan bergerak naik tipis 0,648 poin menjadi 1.572,846 yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah BEJ dibandingkan dengan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 1.572,198. Perdagangan pada pekan tersebut berjalan sepi, karena faktor psikologis menghadapi libur panjang Idul Fitri juga mempengaruhi pasar. Hal ini dilihat dari nilai transaksi yang turun. Nilai transaksi selama sepekan rata-rata senilai Rp884,944 miliar per hari dibanding pada pekan sebelumnya yang mencapai Rp1,918 triliun per hari. (*)

Copyright © ANTARA 2006