Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sumber pembiayaan dari sektor non perbankan untuk memenuhi kebutuhan kredit bagi proyek-proyek infrastruktur jangka panjang, harus terus didorong.

"Sumber pembiayaan pembangunan selama ini mayoritas dari perbankan, sebetulnya ada pembiayaan non perbankan, yakni dari industri keuangan non bank (IKNB) dan pasar modal," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad pada acara Refleksi 3 Tahun Pelaksanaan MP3EI di Jakarta, Rabu.

Muliaman menuturkan, ketersediaan dana jangka panjang sangat terbatas. Sektor perbankan yang selama ini memberikan pembiayaan juga kebanyakan memiliki dana-dana jangka pendek.

Berdasarkan data OJK, dari total dana pihak ketiga hingga Agustus 2014 sebanyak Rp3.835 triliun, kurang dari separuhnya berasal dari simpanan berjangka yakni Rp1.756 triliun. Dari simpanan berjangka tersebut, hanya sebanyak Rp189 triliun yang merupakan simpanan berjangka di atas 12 bulan.

Oleh karena itu, lanjut Muliaman, ke depan perlu opsi sumber pembiayaan lain seperti dari asuransi dan dana pensiun.

"Jika orang beli polis asuransi kan panjang, jadi simpanan yang diterima perusahaan asuransi umumnya jangka panjang. Begitu juga dana pensiun, kewajiban kita untuk bangun industri seperti ini di masa yang akan datang," kata Muliaman.

Menurut Muliaman, perlu dilakukan upaya revitalisasi industri non perbankan. Ia mengharapkan Indonesia dapat seperti di negara maju di mana porsi pembiayaan oleh industri perbankan sendiri sudah mengecil.

Selain itu, industri keuangan nasional juga perlu dilakukan pendalaman, salah satunya dengan mensosialisasikan dengan lebih intens pasar modal kepada masyarakat Indonesia yang populasinya cukup besar. Hal itu ditujukan untuk menambah jumlah investor ritel yang saat ini baru mencapai sekitar 400.000 investor ritel.

"Tingkat melek keuangan masih rendah. Perbankan yang terbaik itu pun hanya 20 persen. Kita perlu dorong agar masyarakat bisa mengerti dan ikut dalam membeli surat berharga mikro sehingga sumber pembiayaan pembangunan jadi lebih banyak dan luas," ujar Muliaman.

Selain dari sisi masyarakat, lanjutnya, perlu juga didorong perusahaan-perusahaan infrastruktur untuk masuk ke pasar modal, selain dukungan dari perbankan tentunya. Jumlah perusahaan yang sudah masuk ke pasar modal saat ini kurang dari 500 perusahaan.

"Untuk jumlah Perusahaan menengah sendiri ada sekitar 10 ribuan lebih. Sekitar 10 persen saja ini bisa sangat membantu pemenuhan dana-dana jangka panjan. Jadi sosialisasi tidak hanya ke masyarakat luas tapi juga ke perusahaan," ujar Muliaman.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014