Surabaya (ANTARA News) - Ditreskrimum Polda Jatim telah membongkar binis video porno lewat "online" atau daring (dalam jaringan internet) dengan menangkap pelakunya Angga BS (34) di Jalan Wonorejo I, Surabaya pada Kamis (4/9) pukul 17.00 WIB.

"Pelaku sudah menjalankan bisnisnya selama setahun dengan investasi sebesar Rp500 ribu hingga Rp3 juta per bulan dengan keuntungan Rp500 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono di Surabaya, Senin.

Didampingi sejumlah penyidik Unit IV/Cyber Crime, Subdit II/Perbankan, Ditreskrimum Polda Jatim, ia menjelaskan tersangka memiliki 2.400 judul video porno yang diperdagangkan melalui flash disc, hard disc, dan CD/DVD.

"Untuk penawaran, pelaku melakukan promosi lewat laman (website) khusus dengan mencantumkan nomer pin BB, email, dan handphone (SMS) untuk proses selanjutnya, lalu pembayaran menggunakan rekening BCA atas nama pelaku," katanya.

Tentang harga satu judul video porno yang ditawarkan, tersangka mematok harga paling murah berkisar Rp120 ribu, tapi paling mahal bisa mencapai Rp1,8 juta, misalnya hard disc dengan ukuran Tera untuk ribuan judul video porno.

"Karena itu, tersangka akan dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 27 (1) juncto Pasal 45 (1) UU Nomor 11/2008 tentang ITE, Pasal 40 (c) UU Nomor 8/1992 tentang Perfilman, Pasal 29 juncto Pasal 4 (1) UU Nomor 44/2008 tentang Pornografi, dan Pasal 282 KUHP," katanya.

Ia menambahkan ancaman hukumannya minimal enam bulan hingga maksimal enam tahun dengan denda hanya puluhan ribu hingga Rp1 miliar.

Secara terpisah, tersangka Angga BS yang mengaku pengangguran menjelaskan dirinya baru setahun menjalankan bisnis video porno secara daring itu. "Keuntungannya tidak pasti, bisa Rp500 ribu per bulan tapi bisa juga Rp3 juta per bulan," katanya.

Awalnya, dia mengoleksi video porno yang dibeli dari Tunjungan Centre yang sekarang sudah digerebek petugas Pemkot Surabaya, lalu dirinya merekam dan menggandakan untuk kepentingan bisnis.

"Adegan porno yang ada macam-macam, lalu saya gandakan sendiri, tapi paling laris itu adegan porno dari Eropa. Konsumen yang membeli umumnya dari kalangan dewasa," katanya.

Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014