Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) terhitung mulai 1 Nopember 2006 pukul 00.00 WIB menurunkan harga solar industri sebesar 8,2 persen dibandingkan periode sebelumnya. Kepala Divisi Humas Pertamina Toharso di Jakarta, Selasa mengatakan, penurunan harga solar itu disebabkan turunnya harga Mid Oil Platt Singapore (MOPS) yang menjadi acuan harga BBM di dalam negeri sebesar 6-13 persen. "Harga MOPS periode Oktober turun antara 6-13 persen dibanding sebelumnya, meski nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah tipis sebesar satu persen," katanya. Toharso mengatakan, harga BBM non-subsidi jenis lainnya mulai 1 Nopember juga mengalami penurunan yakni premium turun 11,4 persen, minyak tanah turun 8,1 persen, minyak diesel turun 13,2 persen dan minyak bakar turun 3,8 persen. Ia mencontohkan, harga solar industri kini menjadi Rp5.243 per liter dari sebelumnya Rp5.709 per liter, solar transportasi Rp5.481 dari sebelumnya Rp5.969, minyak tanah Rp5.552 dari Rp6.039, minyak bakar Rp3.123 dari Rp3.245, minyak diesel Rp5.029 dari Rp5.797, dan premium Rp4.781 dari Rp5.394. Harga BBM bersubsidi, kata Toharso, tidak berubah yakni premium tetap Rp4.500 per liter, solar Rp4.300 per liter, dan minyak tanah Rp2.000 per liter. Pemerintah telah menyatakan akan menurunkan harga BBM bersubsidi apabila harga keekonomiannya telah menyentuh tingkat harga bersubsidi. Sebelumnya, Pertamina juga telah menurunkan harga BBM non subsidi jenis pertamax, pertamax plus dan pertamina dex. Harga pertamax kini Rp4.850 per liter, pertamax plus Rp5.250 per liter dan pertamina dex Rp5.450 per liter.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006