Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) bersama China National Petroleum & Chemical Corporation (Sinopec) terus melakukan pembicaraan rencana pembangunan Kilang Tuban dengan target penyelesaian kajian keekonomiannya pada Juli 2007, kata Direktur Pengolahan PT Pertamina, Suroso Atmomartoyo. "Terakhir, kita bicara lebih detail dengan Sinopec di China pada pekan lalu. Kita harapkan pada Juli 2007 sudah ada kepastian pembangunan Kilang Tuban," ujarnya di Jakarta, Selasa. Hasil kajian itu, menurut dia, akan menentukan apakah proyek kilang bisa terus dilanjutkan atau tidak. Ia mengemukakan, melalui kajian yang akan berupa teknis dan komersial itu akan diketahui keekonomian proyek kilang yang direncanakan berkapasitas 300.000 barel minyak itu. Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina, Ari Soemarno, menyatakan bahwa pihaknya akan menunggu perhitungan keekonomian kilang itu, sebelum memutuskan pembangunannya. Meski, menurut dia, Pertamina juga bisa melihat pengalaman Malaysia yang tetap membangun kilang pada 1994-1996 tanpa menghitung keekonomiannya. "Tapi, memang saat itu Pemerintah Malaysia memberikan insentif pajak bagi Petronas yang membangun kilang tersebut," ujarnya. Ari menambahkan, pembangunan kilang akan mengurangi impor BBM sekaligus memberi nilai tambah bagi Pertamina. Pembangunan Kilang Tuban yang semula membutuhkan dana 1,5 miliar dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan naik dua kali lipat menjadi tiga miliar dolar AS akibat maraknya pembangunan kilang yang dilakukan sejumlah negara, seperti Vietnam, China, Afrika, dan Timur Tengah dalam beberapa tahun ini. Kilang Tuban direncanakan akan menggunakan minyak mentah jenis heavy dari Timur Tengah dengan pertimbangan cadangannya berlimpah, sehingga akan menjamin pasokannya. Berdasarkan kajian Pertamina, harga minyak Timur Tengah juga lebih murah sekira delapan dolar AS dibandingkan harga minyak domestik. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006