Jakarta (ANTARA News) - Pakar Manajemen Universitas Indonesia, Reinald Khasali, di Jakarta, Rabu, mengatakan sebaiknya Hutomo Mandala Putra Suharto atau akrab dipanggil Tommy Suharto, menjalankan kelompok bisnisnya, Humpuss Group, dari balik layar pasca pembebasan bersyaratnya, karena saat ini ia masih menjadi sorotan publik. Menurut dia, kemungkinan besar putra bungsu mantan Presiden Soeharto tersebut akan beristirahat sementara waktu dari usaha yang dipimpinnya dan menyerahkan kendali perusahaan kepada orang-orang kepercayaannya, katanya. "Buat seseorang yang sudah lama berada jauh dari dari bidangnya itu, butuh waktu untuk pemulihan. Tommy adalah seseorang bertipe `relax`, dia adalah penikmat hidup. Apalagi ia keluar dengan jaminan, maka harus berhati-hati dalam setiap langkah," katanya. Ia mengatakan kemungkinan Tommy akan istirahat dan menahan diri untuk kembali ke dunia bisnis, serta menyerahkan pengelolaan bisnis Humpuss kepada orang-orang kepercayaannya. "Saat ini keluarga Cendana, termasuk Tommy, kembali menjadi sorotan publik. Penasehat-penasehatnya pun tahu ada banyak pemberitaan di media massa mengenai pembebasannya. Kalau mereka muncul dan langsung angkat kepala, maka akan ada pihak-pihak yang akan membidik mereka," katanya. Menurutnya, selama beberapa tahun terakhir keluarga Cendana cenderung untuk bersikap 'low profile' dan mengendorkan peran mereka di dunia ekonomi. "Mereka sepertinya sudah 'legowo' untuk berada di belakang dan tidak di depan. Mereka juga cenderung satu suara, saat yang satu mundur, maka yang lain juga karena mereka tahu masih menjadi sasaran," katanya. Lagipula, Tommy juga masih memiliki aset di luar negeri, meskipun aset tidur dan aset-aset tersebut dikelola oleh orang-orang kepercayaannya. Sehingga tanpa harus kembali memimpin, Tommy masih bisa mendapatkan keuntungan. Berdasarkan pertimbangan ini, Reinald mengatakan kemungkinan Tommy untuk kembali ke dunia bisnis secara total sangat kecil. Namun, bila Tommy kembali memimpin bisnisnya, Reinald menilai hal itu tidak akan membawa dampak terhadap pelaku-pelaku bisnis yang berhubungan dengannya. "Kemungkinan Tommy akan muncul hanya sebagai 'owner'. Tommy harus menempatkan diri pada posisinya, kalau jadi pemilik modal maka jadilah pemilik modal. Dia bisa menjadi komisaris yang 'silence' dan tidak harus aktif. Orang bijak mengatakan jangan memberikan 'direction' jika tidak tahu medan dan Tommy sudah lama meninggalkan medan," katanya. Tidak andalkan status Mengenai masa depan bisnis yang dikelola oleh Tommy, Reinald mengemukakan Humpuss harus menunjukkan kredibilitasnya. "Dunia bisnis sekarang sudah berubah, kalau dulu saat keluarga Cendana masih berjaya, orang-orang melihat status mereka. Tetapi kini tidak lagi melihat status, melainkan bagaimana mereka bekerja, bagaimana pelayanan yang diberikan. Pasar tidak lagi melihat Tommy sebagai anak mantan Presiden, tetapi apa yang menjadi nilai tambah dari usahanya," katanya. Ia mengatakan Humpuss akan tetap sukses bila masih bisa memberikan pelayanan dan nilai tambah bagi perusahaan yang menjalin bekerjasama dengan mereka. "Pola bisnis mereka harus berubah, bukan bisnis sebagai kroni lagi, tetapi bisnis yang kompetitif dan bereputasi," katanya. Tommy adalah Komisaris Utama dari PT Humpuss atau Humpuss Group yang bergerak di bidang pertambangan, perminyakan dan transportasi. Ketiga bidang, menurut Reinald, adalah bidang yang 'tertutup', sehingga orang lain tidak bisa melihat secara langsung perkembangannya. "Bisnis transportasi mereka bukan bisnis yang bersaing di pasar seperti maskapai nasional kita. Bisnis mereka secara kontrak dengan perusahaan dan bergantung pada pelayanan yang mereka berikan," katanya. Ia mengatakan saat ini Humpuss sedang bersembunyi dari pemberitaan, karena beberapa tahun terakhir tidak ada lagi kegiatan perusahaan yang menjadi berita. "Kalau dulu, hampir selalu ada berita tentang Humpuss, saat ini sudah tidak ada. Mungkin mereka serba salah yaitu kalau mereka profesional apa berhak mengatasnamakan Tommy? Seandainya mereka berhasil apa publik tidak berpikiran negatif?" katanya. Kondisi seperti ini, kata Reinald, membuat Humpuss harus berpikir lebih baik, menjalankan bisnis tanpa 'figure' atau melepaskan 'image' Tommy dari Humpuss. (*)

Copyright © ANTARA 2006