Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan warga di tiga dusun yakni Singosaren I, Singosaren II dan Singosaren III, Desa Singosaren Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami keracunan seusai menyantap hidangan pada hajatan salah seorang warga setempat. "Warga Dusun Singosaren III juga mengalaminya. Pokoknya hampir semua yang menjadi tamu pada hajatan itu pasti sakit perut," kata Soji (40) warga Dusun Singosaren I yang sudah lima kali harus bolak-balik ke WC, seusai menghadiri hajatan itu, Rabu. Ratusan warga yang mengalami mual dan diare tersebut termasuk kepala desanya, H Joko Prayitno. Warga menduga ada yang `salah` dari hidangan yang disajikan terutama makanan yang dibuat dari daging pada pesta yang digelar keluarga Sutrisno yang menikahkan salah seorang anaknya. "Menurut saya ada yang salah dari salah satu masakan daging sapi, karena ada tamu yang hanya makan telur, ternyata tidak mengalami sakit perut," kata warga lainnya, Ny Jarwo. Slamet (35) warga Dusun Singosaren I mengaku masih merasakan mual dan beberapa kali harus ke kamar kecil hingga tubuhnya terasa lemas. "Saya masih diare. Hari ini saya sudah delapan kali ke WC," kata dia. Hal senada juga diakui Sudarmaji, tetangga Slamet yang sudah berobat ke puskesmas. "Saya awalnya memang tidak periksa ke puskesmas, karena saya pikir sedang musimnya orang sakit. Namun setelah saya tahu beberapa tetangga juga mengalami seperti yang saya rasakan yaitu mual dan diare, saya langsung minta obat ke Puskesmas," katanya. Seluruh korban keracunan itu masih terus didata petugas puskesmas dibantu petugas dari Polsek Banguntapan. Selama sehari, Rabu, Puskesmas Pembantu II Banguntapan hanya menerima 11 orang korban keracunan tersebut, sementara korban lainnya diperkirakan berobat ke puskesmas lain. "Pasien yang datang ke puskesmas kami hanya sekitar 11 orang. Sedangkan korban keracunan lainnya kemungkinan berobat ke tempat lain," kata petugas Puskesmas Pembantu II Banguntapan Sulistyowati yang kebetulan seorang bidan didampingi perawat setempat, Sri Rumiyati. Ia mengatakan pihaknya telah melakukan koordinasi dengan jajaran pemerintah desa untuk mendatangi setiap warga guna memberikan obat secara gratis.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006