Roma (ANTARA News) - Seorang wartawan foto lepas Italia yang diculik di Afghanistan dibebaskan oleh para penculiknya Jumat setelah tiga pekan diikat dengan rantai dan berada dalam kegelapan di sebuah lokasi yang tidak diungkapkan. Gabriele Torsello, pria berusia 34 tahun yang berpindah ke agama Islam, diculik di provinsi bergolak Helmand, Afghanistan selatan, oleh orang-orang bersenjata pada 12 Oktober. Berita mengenai pembebasannya itu diumumkan oleh PeaceReporter, sebuah surat kabar online yang meliput konflik-konflik, dan kemudian dikonfirmasi oleh Kementerian Luar Negeri Italia. Menurut Emergency, sebuah organisasi non-pemerintah Italia yang beroperasi aktif di Afghanistan, Torsello dibebaskan oleh para penculiknya, yang memberi tahu organisasi itu melalui telefon. "Pemberitahuan telefon kepada rumah sakit Emergency menunjukkan bahwa Gabriele Torsello dibebaskan dan bisa ditemukan di jalan menuju Kandahar," kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataannya yang dikutip DPA. Torsello dijemput oleh anggota-anggota Emergency dan diserahkan kepada para pejabat pemerintah Italia, kata organisasi tersebut. Menteri Pertahanan Italia Arturio Parisi dan Menteri Luar Negeri Massimo D`Alema berterima kasih kepada badan rahasia SISMI atas "peranan penting" agen-agen mereka "selama perkembangan peristiwa yang rumit itu". Masih tidak jelas apakah uang tebusan dibayarkan dalam pembebasan tersebut. Torsello, yang berada dalam kondisi kesehatan yang baik, mengatakan kepada PeaceReporter setelah pembebasannya, ia dirantai selama penyekapan tersebut. "Saya tidak pernah melihat siang selama saya diculik," katanya, seperti dikutip surat kabar itu. "Mereka menahan saya di sebuah ruangan dan merantai saya," katanya, dengan menambahkan bahwa ia khawatir akan keselamatannya. Para penculiknya mengeluarkan dua ultimatum dalam 23 hari ini. Yang pertama menuntut agar orang Kristen Afghanistan yang diberi suaka di Italia dikembalikan ke Afghanistan. Ultimatum kedua mendesak pemerintah Italia menarik pasukannya dari Afghanistan. Kedua tuntutan itu ditolak oleh pemerintah. Penculikan wartawan itu menyulut kekhawatiran yang dalam di Italia dan mendorong para pemimpin muslim Italia menyerukan pembebasannya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006