Bandung, (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) memprediksi curah hujan pada Januari dan Februari 2007 bisa menjadi pemicu puncak kejadian longsor di berbagai wilayah di Pulau Jawa. "Bencana longsor biasanya muncul setelah sebulan musim penghujan, sehingga diprediksi puncak kejadian longsor di beberapa titik rawan di Pulau Jawa akan terjadi pada Januari dan Pebruari 2007", kata Kepala Bidang Evaluasi Potensi Bencana PVG, Syamsul Rizal Wittiri kepada wartawan di Bandung, Senin (6/11). Ia menyebutkan, pada Januari dan Pebruari 2006 diperkirakan resapan air hujan mencapai titik jenuh setelah menyentuh bagian tanah kedap air, sehingga menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah di kawasan rawan longsor seperti perbukitan dan tebing-tebing. Dikatakan bahwa lapisan tanah endapan vulkanik gunung api seperti di daerah Jawa Barat pada musim kemarau, mudah kering dan pecah. Semakin lama musim kemarau semakin dalam lapisan yang terpecah dan kekeringan itu. Pada musim hujan turun, air langsung meresap dan cepat mencapai titik jenuh, dan apabila kawasan itu tidak ada pengikat berupa akar pepohonan maka potensial sekali longsor, kata Syamsul Rizal yang didampingi Kasub Bidang Pengamatan Gerakan Tanah PVG, Gatot Mochamad Surya. Ia menyebutkan, faktor penyebab longsor itu antara lain oleh curah hujan yang cukup tinggi serta perubahan tata lahan yang ekstrim. Untuk mengantisipasi dampak bencana itu, PVG menurut Syamsul Rizal maupun Gatot Mochamad, telah menyebarkan peta potensi bencana longsor hingga ke tingkat kecamatan dan desa-desa. Dikatakannya, ada beberapa kawasan di zona merah yang sudah ditindaklanjuti dengan rekomendasi dari PVG, termasuk menghimbau menyediakan alat berat di beberapa ruas jalan raya utama yang rawan longsor. Daerah yang masuk kawasan merah itu adalah daerah yang pernah terjadi longsor dan kondisinya saat ini masih potensial terjadi longsor susulan. "Salah satu upaya yang terbaik adalah mengikuti petunjuk dan rekomendasi peta bencana longsor yang sudah dikeluarkan PVG, termasuk melakukan antisipasi di lapangan", ucapnya. Beberapa kawasan `merah` bencana longsor di Jawa Barat adalah di kawasan Puncak, Cianjur Selatan, Sukabumi Selatan, Garut Selatan termasuk di kawasan Jalan Cagak Subang. Menurut dia, rata-rata penyebabnya adalah perubahan tata lahan yang ekstrim terutama di kawasan Puncak Cianjur dan di Garut Selatan, termasuk pula kawasan Bandung utara. Sementara itu Kepala Sub Bidang Pengamatan Gerakan Tanah PVG, Gatot Mochamad Surya mengatakan pihaknya sudah meminta kepada intansi terkait untuk melakukan antisipasi di titik-titik rawan bencana longsor yang sudah masuk dalam peta bencana. "Kemungkinan pada Januari dan Februari 2007 nanti memasuki kerja yang cukup berat, tapi semua peta bencana longsor sudah disebarkan hingga ke tingkat desa sehingga diharapkan bisa meminimalisasi dampak bencana", kata Gatot. Sementara itu Syamsul Rizal Wittiri mengingatkan kepada warga di kawasan bekas bencana banjir bandang di Jember, Banjarnegara, Trenggalek dan di Sinjai untuk tetap waspada karena lokasi bekas longsoran itu masih potensial runtuh pada musim penghujan ini. "Bagian yang longsor di sana belum diapa-apa sehingga masih potensial terjadi banjir bandang `jilid dua` di sana, kami sudah mengeluarkan rekomendasi untuk kawasan itu", demikian Syamsul Rizal.(*)

Copyright © ANTARA 2006