Yogyakarta (ANTARA News) - Penyakit cacar air yang disebabkan oleh aktivitas virus varicella sejak akhir Oktober lalu mewabah di Kota Yogyakarta dan rata-rata 10 penderita baru setiap harinya menjalani perawatan di rumah sakit maupun puskesmas setempat. Bahkan, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr Choirul Anawar, di Yogyakarta, Senin, penyakit ini juga mulai menyerang sejumlah siswa sekolah. "Penyakit ini diperkirakan terus berkembang hingga turun hujan yang diperkirakan akhir November nanti," kata Kepala Dinkes Kota Yogyakarta, dr Choirul Anawar, Senin. Jumlah pasien cacar air yang dirawat hingga saat ini masih belum bisa dipastikan karena penderita tersebar di berbagai pusekesmas dan belum semuanya terdaftar. "Namun diperkirakan pasien cacar air ini sudah lebih dari 100 orang," katanya. Menurut dia, penyebab penyebaran cacar air ini adalah cuaca panas di musim pancaroba yang membuat daya tahan tubuh manusia berkurang. "Melemahnya daya tahan tubuh ini banyak terjadi pada anak-anak usia 1-15 tahun. Ini cukup signifikan dengan data kami di mana sebagian besar pasien cacar air adalah anak-anak usia di bawah 15 tahun," katanya. Penyakit ini mudah menular baik melalui udara maupun kontak langsung, sehingga sebaiknya anak-anak yang terkena cacar air tidak berada di luar rumah. "Mereka jangan dulu sekolah. Kalau anak terkena cacar air masuk sekolah, seluruh siswa kemungkinan besar juga akan tertular," katanya. Dinkes Kota Yogyakarta telah mengirimkan surat edaran ke beberapa sekolah agar mewaspadai penularan penyakit itu dan meminta anak yang terserang penyakit tersebut tidak masuk sekolah untuk sementara waktu. Lebih lanjut ia mengatakan, virus penyebab cacar air terdapat di mana-mana sehingga penularan dari penderita ke nonpenderita mudah sekali terjadi. "Masa inkubasi virus tersebut dua minggu sejak penderita terjangkit penyakit tersebut," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006