Memang, tiga haji terkena thermal scanner, tapi alhamdulillah dinyatakan sehat semuanya, karena hanya panas akibat perjalanan jauh,"
Surabaya (ANTARA News) - Tiga anggota jamaah haji dari Kelompok Terbang (Kloter) 1/Jatim dari Surabaya dan Sidoarjo terjaring "thermal scanner" (alat pendeteksi suhu) untuk mengantisipasi virus Ebola dan MERS (Corona), karena suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celsius.

"Memang, tiga haji terkena thermal scanner, tapi alhamdulillah dinyatakan sehat semuanya, karena hanya panas akibat perjalanan jauh," kata Wagub Jatim H Saifullah Yusuf setelah menyambut kepulangan mereka di Asrama Haji Debarkasi Surabaya, Jumat sore.

Didampingi Kepala Kanwil Kemenag Jatim H Mahfudh Shodar dan Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya HM Sakur, ia menjelaskan pihaknya juga bersyukur jamaah haji dari Jatim yang meninggal dunia di Tanah Suci menurun, karena hingga kepulangan Kloter 1 hanya tercatat 22 orang.

"Kita bersyukur, karena jamaah haji dari Jatim yang meninggal dunia hingga kini (hingga kepulangan Kloter 1) hanya 22 orang, padahal biasanya antara 40-60 orang, bahkan pernah sampai 70 orang, tapi sekarang menurun," katanya.

Wagub Jatim yang akrab disapa Gus Ipul itu menilai penurunan jumlah anggota jamaah haji yang meninggal dunia merupakan keberhasilan semua pihak, baik jamaah haji yang gigih (sabar) maupun petugas haji yang sigap dalam membantu jamaah haji.

Dalam sambutannya, ia berharap jamaah haji yang pulang ke kampung halaman masing-masing untuk membantu pemerintah desa setempat dalam memperbaiki akhlak masyarakat, sehingga kehidupan masyarakat menjadi aman, tertib, dan sejahtera.

"Itu karena hakekat pulang atau kembali adalah senang. Siapapun kalau pulang dari perjalanan jauh pasti senang, sebab bisa berkumpul kembali dengan keluarga, sanak, tetangga, dan orang-orang yang dicintai," katanya.

Hal itu, katanya, merujuk kepada ajaran Islam tentang Idul Fitri dan Idul Adha, karena id adalah kembali. "Jadi, kita hakikatnya sedang berlatih untuk kembali, karena kembali yang sesungguhnya adalah kepada Allah SWT. Kalau kita kembali dengan akhlak, maka kita akan kembali kepada-Nya dengan rasa senang," katanya.

Dalam kesempatan itu, setiap jamaah haji yang datang diperiksa dengan dua alat "thermal scanner" yakni pendeteksi suhu berukuran kecil seperti pistol dan pendeteksi suhu berukuran besar yang mengeluarkan sinar merah dan jamaah haji yang melintasi sinar merah itu akan terdeteksi tingkatan suhu-nya.

"Kita juga bersyukur karena kepulangan jamaah haji Kloter 1 lebih awal dari jadwal, sebab mereka sudah datang pukul 13.20 WIB, padahal jadwalnya adalah pukul 14.00 WIB. Selain itu, semuanya pulang dalam kondisi sehat," kata Kepala Kanwil Kemenag Jatim HM Mahfudh Shodar.

Ia menambahkan Kloter 1 terdiri dari 442 orang anggota haji ketika berangkat ke Tanah Suci, tapi saat kepulangan menjadi 449 orang, karena ada tujuh anggota haji yang mutasi dari kloter lain yakni kloter 2, 7, dan 10.

"Jadi, mereka pulang utuh tanpa ada yang sakit dan meninggal dunia di Tanah Suci, padahal dari seluruh Jatim ada 16 calon haji yang sudah tiba di asrama haji, tapi akhirnya gagal berangkat karena kesehatannya yang tidak memungkinkan, sehingga mereka dipulangkan ke daerah, bahkan tiga dari 16 calon haji itu dipulangkan setelah seluruh kloter terbang ke Tanah Suci," katanya.

Tahun 2014, Jatim memberangkatkan 27.046 orang calon haji ke Tanah Suci, tapi ada juga ratusan calon haji dari Provinsi Bali (521 orang) dan NTT (521 orang) yang berangkat/pulang dari Embarkasi/Debarkasi Surabaya yang semuanya terbagi dalam 64 kloter.
(E011/I007)

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014