Palangka Raya (ANTARA News) - Krisis listrik kembali terjadi di sistem kelistrikan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang menyebabkan kota Palangka Raya dan sekitarnya akan mengalami pemadaman bergilir selama satu bulan mendatang. "Pemadaman dimulai sejak tangggal 1 November lalu. Informasi dari Banjarmasin menyebutkan terjadi penurunan debit air di waduk Ir PM Noor Riam Kanan dan membuat terjadinya defisit daya sebesar 25-30 MW," kata Manager PLN Cabang Palangka Raya Arie Muskitta, di Palangka Raya, Rabu. Untuk Palangka Raya akan mengalami pemadaman bergilir dengan pola pola 6:1 yaitu enam hari hidup dan sehari padam, khususnya pada waktu beban puncak terjadi antara pukul 18.00-23.00 WIB. "Itu pola yang diterapkan, dengan catatan semua pembangkit beroperasi. Sehingga bila ada pembangkit yang kemudian hari tidak beroperasi, maka pola dan waktu pemadaman kemungkinan besar akan bertambah di luar jadwal itu," jelas Asisten Manager Distribusi PLN Cabang Palangka Raya Taufan RR. Sebelumnya General Manager PLN Kalselteng mengungkapkan pemadaman bergilir tersebut dilakukan karena energi primer untuk PLTA Riam Kanan berupa air di waduk, telah surut dari kapasitas normal 59 meter menjadi tinggal 53,3 meter. Turunnya debit air tersebut menyebabkan PLTA Riam Kanan yang sebelumnya mampu mensuplai enirgi listrik sebesar 30 MW untuk sisitem kelistrikan Kalselteng, kini hanya mampu menyumbang 5 MW. Sementara untuk menggantikan energi primer waduk Riam Kanan, dengan energi lainnya seperti misalnya batu bara, dinilai sudah tidak memungkinkan lagi karena beban listrik Kalselteng sudah mencapai maksimal, yaitu 245 megawat dari persediaan energi 250 megawatt. Meskipun bila hujan segera turun dan mengembalikan debit air di waduk Ir PM Noor Riam Kanan seperti semula, maka defisit daya akan dapat dipenuhi kembali. Pemadaman listrik kerap kali terjadi di sejumlah wilayah di Kalteng karena minimnya pasokan daya listrik ke daerah itu. Kalteng sendiri hingga sekarang masih mengalami ketergantungan yang besar dalam hal listrik terhadap Kalsel akibat tidak adanya pembangkit listrik di provinsi itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006