Juba (ANTARA News/AFP) - Pria-pria bersenjata menyandera dua pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa sepanjang pekan lalu di Sudan Selatan yang dilanda perang, kata misi penjaga perdamaian PBB, Jumat, ketika menyuarakan permohonan bagi pembebasan sandera.

Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) mengatakan tiga kontraktor diculik pada 10 Oktober oleh sekira 20 pria bersenjata di kota Malakal di utara, namun dua di antaranya kemudian dibebaskan.

"Pekerja ketiga masih hilang," kata UNMISS.

Pekerja lainnya dari Program Pangan Dunia (WFP) diculik pada Kamis oleh kelompok pria bersenjata, juga di bandar udara Malakal.

"UNMISS mengecam keras penculikan ini dan meminta agar orang-orang yang hilang untuk dibebaskan dalam keadaan selamat," kata pernyataan itu.

Sang pekerja WFP, yang berkebangsaan Sudan Selatan, sedang mengantri untuk terbang dari Malakal pada Kamis ketika ia "di bawah todongan senjata diculik... oleh delapan orang menggunakan tutup muka serta mengenakan pakaian biasa," kata WFP.

"Kami sangat khawatir tentang keberadaannya," kata Eddie Rowe, kepala WFP di Sudan Selatan, dalam sebuah pernyataan.

"WFP meminta para penculiknya untuk membebaskan staf kami dalam keadaan baik."

Tidak jelas apakah pria-pria bersenjata itu berasal dari kelompok yang ditakutkan mengancam keamanan negara ataukah dari kelompok lainnya.

UNMISS mengatakan baik tentara maupun pemerintah telah mengatakan kepada pihaknya bahwa mereka sedang "menjalankan semua upaya untuk melacak para penculik dan mengamankan pembebasan kedua korban."

Para pekerja kemanusiaan telah menjadi target dalam perang saudara yang telah berlangsung selama lebih dari 10 bulan.

Pada Agustus, pria-pria bersenjata membunuh setidaknya enam warga Sudan Selatan yang merupakan anggota staf badan-badan bantuan internasional.

Kendali Malakal telah berpindah-pindah beberapa kali selama berlangsungnya perang saudara, namun saat ini kota itu berada di bawah kontrol pemerintah.

Ribuan orang telah kehilangan nyawa mereka dan hampir dua juta lainnya terpaksa mengungsi untuk menghindari pertempuran antara pasukan pemerintah, tentara pemberontak dan pasukan milisi rakyat jelata yang terpecah di garis-garis kesukuan.

(Uu.T008) 

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014