Yogyakarta (ANTARA News) - Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaksanakan tasyakuran mangayu bagya (syukuran ikut berbahagia) atas penganugerahan gelar pahlawan nasional dari Pemerintah RI kepada Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengku Buwono (HB) I. Acara syukuran tersebut berlangsung di Kompleks Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, Kamis, bersamaan dengan Sultan HB X mewakili Keluarga Besar Kraton Yogyakarta menerima gelar Pahlawan Nasional bagi HB I dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta. Dalam syukuran tersebut tampak hadir, antara lain GBPH Hadiwinoto (adik Sultan HB X), Bupati Bantul, Idham Samawi, dan perwakilan bupati dan walikota se-DIY. Hadiwinoto mengatakan, acara itu diadakan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah gelar pahlawan nasional untuk HB I. "Kalau tidak ada HB I yang dikenal pula sebagai Pangeran Mangkubumi, tidak akan pernah ada Yogyakarta," katanya. Ia mengatakan, penghargaan menjadi Pahlawan Nasional bagi Sultan Yogyakarta tersebut merupakan yang kedua, setelah Sultan HB IX yang pernah menjabat selaku Wakil Presiden RI, juga dianugerahi gelar yang sama. "Kalau untuk dinasti Mataram sudah beberapa nama mendapat anugerah gelar pahlawan, antara lain Sultan Agung dan Pangeran Diponegoro," katanya menambahkan. Idham Samawi mengatakan, ada beberapa alasan kenapa HB I dianugerahi penghargaan menjadi Pahlawan Nasional. "Salah satunya, HB I tercatat sebagai salah seorang putra nusantara yang berjuang melawan penjajah Belanda, dan perjuangan itu memberi andil sekaligus mengilhami jiwa dan semangat patriotisme sebagai cikal bakal tumbuhnya gerakan pembebasan nasional atau gerakan kemerdekaan yang merupakan kristalisasi semangat anti-penjajahan," katanya. Selain itu, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan Pangeran Mangkubumi atau HB I merupakan kekayaan budaya tak ternilai dan turut membentuk jatidiri bangsa. "Kraton yang didirikan oleh HB I atau Pangeran Mangkubumi itu selalu memberikan kontribusi bagi perjuangan kemerdekan Indonesia," demikian Idham Samawi. Acara syukuran tersebut, antara lain diisi pembacaan doa bersama dan tahlil yang dilakukan oleh para abdi dalem (pegawai dan kerabat) Kraton Yogyakarta. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006