Jakarta (ANTARA News) - PT International Nickel Indonesia Tbk (Inco) memproyeksikan pendapatan usaha pada 2006 tumbuh hingga 100 persen dibanding pencapaian akhir 2005 sebesar 885 juta dolar AS. "Pertumbuhan pendapatan bisa naik signifikan didorong membaikknya harga nikel di pasar internasional," kata Dirut PT Inco Arif Siregar, di Jakarta, Senin. Arif menjelaskan, perseroan juga menargetkan jumlah produksi hingga akhir tahun ini mencapai 158 juta pon, lebih kecil dibandingkan produksi akhir tahun 2005 sebesar 168 juta. "Tidak adanya peningkatan produksi akibat belum selesainya proyek Bendungan Karebe di Sulawesi," katanya. Hingga kuartal III 2006, Inco berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar 748,1 juta dolar AS, naik sekitar 14 persen dibanding periode sama 2005 sebesar 653,7 juta dolar AS. Demikan halnya laba bersih, meningkat menjadi 247,9 juta dolar AS dari kuartal III 2005 sebesar 211,1 juta dolar AS. Sementara belanja belanja barang modal (capex) tahun 2007, Arif belum bersedia menjelaskan. Menurutnnya, Inco belum menghitung, namun diperkirakan angggaran tidak terlalu berbeda dengan tahun sebelumnya sekitar 200 juta dolar AS. Pada penutupan pasar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Senin (13/11), harga saham Inco ditutup melemah sebesar Rp450 menjadi Rp27.400 per lembar saham dibanding pentutupan pasar pada Jumat (10/11). Jumlah saham Inco yang berpindah tangan mencapai 70 ribu lembar atau dengan nilai Rp1,92 miliar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006