Surabaya (ANTARA News) - Warga Trowulan bersama Mandala Majapahit (ManMa) yang merupakan pusat pelestarian peninggalan Kerajaan Majapahit yang didirikan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) menggelar "Festival Trowulan Majapahit 2014" (FTM-2014) untuk pertama kalinya pada 6-23 November dan akan digelar secara rutin pada setiap November.

"Kami akan menggelar pada setiap November, karena Kerajaan Majapahit itu didirikan pada puncak bulan purnama yang dalam kalender Masehi akan jatuh pada 10-12 November, tapi kami menyelenggarakannya sepanjang November dalam setiap akhir pekan (Jumat-Minggu)," kata ketua panitia FTM-2014, Adrian Perkasa, di Surabaya, Kamis.

Didampingi panitia pengarah FTM-2014 Catrini Pratihari K. (Direktur Eksekutif YAD) dan seniman Hari Lentho (pengisi acara), ia menjelaskan FTM-2014 merupakan festival yang diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat Trowulan bersama pemerhati peninggalan sejarah, karena itu lokasinya diadakan di Trowulan, Mojokerto.

"Itu berbeda dengan festival atau kegiatan lain yang mencatut nama Majapahit tanpa melibatkan masyarakat setempat, karena itu kami menyebutnya Festival Trowulan Majapahit yang berarti festival dari dan oleh masyarakat Trowulan untuk Kerajaan Majapahit," katanya.

Di sela konferensi pers yang juga dihadiri peneliti Belanda, Pauline Km van Roosmalen, itu, Adrian yang juga koordinator ManMa Trowulan itu mengatakan FTM-2014 yang merupakan bagian dari peringatan 721 Kerajaan Majapahit itu bertujuan untuk melestarikan peninggalan Kerajaan Majapahit.

"Tapi, pelestarian itu bukan hanya situs atau bangunan candi, melainkan budaya, tradisi, kesenian, dan ritual yang selama ini dihidupkan masyarakat Trowulan dengan caranya sendiri, karena itu festival ini akan melibatkan masyarakat Trowulan dari Desa Watesumpak dan Bejijong. Ada pula masyarakat luar Trwoulan," katanya.

Menurut panitia pengarah FTM-2014 Catrini Pratihari K., masyarakat luar Trowulan yang terlibat antara lain dari Solo, Bali, Sulawesi, dan sebagainya, bahkan beberapa penari dari luar negeri, seperti Singapura, India, dan Meksiko. Adapula arkeolog dari Australia.

"Festival yang pertama itu akan dibuka pada Kamis (6/11) pukul 12.00 WIB untuk ungkapan syukur, lalu Jumat (7/11) hingga Minggu (9/11) akan ada jelajah pusaka, gelar seni di Candi Watesumpak, dan ritual malam bulan purnama pada Jumat pagi hingga malam, lalu Sabtu dan Minggu ada wisata candi dan fotografi dari Candi Brahu," katanya.

Untuk Akhir Pekan II, FTM-2014 akan diawali pada Sabtu (15/11) pukul 15.00 WIB dengan gelar seni di Sumur Windu Bejijong dan diakhiri pada Minggu (16/11) pukul 08.00 WIB hingga sore dengan jelajah Pusaka Trowulan (wisata).

"Puncak festival pada Akhir Pekan III yang dimulai Jumat (21/11) pukul 14.00 WIB dengan pameran dan bazar produk masyarakat Bejijong dan Watesumpak, seperti patung batu. Di sela pameran dan bazar itu ada peluncuran dua buku yakni buku Inspirasi Majapahit dari 18 penulis dalam negeri dari lintas keilmuan, lalu buku dengan topik sama tapi ditulis peneliti asing. Malam harinya ada gelar seni para empu tari dan larung buah Maja," katanya.

Pada Sabtu (22/11) pagi hingga sore ada seminar internasional arkeologi di Hotel Trwoulan Majapahit-Sun Palace Trowulan, lalu malam harinya ada Jelajah Pusaka Malam (wisata) dari Candi Watesumpak.

Pada Minggu (23/11) yang merupakan hari terakhir ada Jelajah Pusaka Trowulan dengan kereta kelinci mulai pagi hingga sore bertepatan dengan acara penutupan. "Pada hari terakhir inilah, kami akan melakukan kampanye pelestarian Majapahit yang menjadi tujuan festival," katanya.

Ia menambahkan panitia akan mengenakan biaya registrasi kepada pengunjung yakni Rp25 ribu untuk peserta dari Jatim dan Rp200 ribu untuk peserta dari luar Jatim dan luar negeri. "Tapi, biaya itu hanya untuk dukungan pada FTM-2014, sedangkan transportasi dan akomodasi menjadi tanggungan individu, tapi panitia siap membantu," katanya.

Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014