Khartoum (ANTARA News) - Seorang pria "tidak waras" membunuh dua tentara penjaga Istana Presiden Sudan, Sabtu, sebelum ditembak mati ketika berusaha memasuki istana tempat Presiden Omar al-Bashir berkantor.

Penyerang itu menolak berhenti di pintu gerbang barat istana tersebut sebelum merebut senjata api dari seorang penjaga, membunuh dua dari mereka dan kemudian menembak dirinya, kata sekretaris pers kepresidenan Emad Sidahmed kepada AFP.

Bashir dan para menterinya tidak berada di istana pada saat serangan itu, kata Sidahmed.

Presiden, yang berkuasa dalam satu kudeta yang didukung kelompok Islam tahun 1989, memiliki satu tepat tinggal terpisah dekat markas besar militer di Khartoum.

Sidahmed mengatakan bahwa pasukan keamanan telah mulai menyelidiki serangan itu.

Juru bicara militer Kolonel Al-Sawarmy Khaled Saad mengatakan penyerang itu, yang ia sebut sebagai "tidak waras", tiba di pintu gerbang dengan membawa pedang, yang ia gunakan untuk membacok seorang tentara penjaga istana.

Pria itu kemudian merampas satu senjata api, menembak mati seorang penjaga yang cedera dan membunuh seorang tentara lainnya sebelum para serdadu lainnya menembak pria itu, kata Saad.

Dalam satu pernyataan, Saad menyebut penyerang itu bernama Salah Kafi Quwa, dan mengatakan ia berasal dari kota Kadugli di negara bagian Kordofan Selatan, di mana pemberontak sedang memerangi pemerintah Khartoum.

Kantor presiden dalam satu pernyataan terpisah menyatakan penyerang itu sakit mental, tetapi tidak menjelaskan lebih jauh.

Bulan lalu Partai Kongres Nasional yang dipimpin Bashir, 70 tahun, yang dicari oleh Pengadilan Pidana Internasional atas tuduhan terlibat kejahatan perang di Darfur, akan ikut mencalonkan dirinya kembali dalam pemilu tahun 2015.

Para saksi mata dekat istana itu mengatakan mereka mendengar suara tembakan datang dari istana sekitar pukul 12.30 waktu setempat (16.30 WIB).

Seorang pengacara yang kantornya sekitar 200 meter dari istana mengatakan suara tembakan sangat keras, ia lari mencari tempat berlindung.

"Saya mendengar suara tembakan datang dari arah istana dan saya bersembunyi dibawah meja kantor saya," katanya tanpa bersedia namanya disebutkan.

"Setelah suara tembakan itu berhenti saya melihat tentara-tentara bersenjata di pintu gerbang selatan istana itu dan juga kendaraan-kendaraan polisi tiba di lokasi itu."

Seorang pemilik toko di satu jalan selatan kantor-kantor kepresidenan mengatakana ia menutup tokonya ketika mendengar suara tembakan.

"Saya menutup toko saya dan berusaha bersembunyi, dan tembakan berlangsung selama sekitar 15 menit," katanya.

Situasi di jalan-jalan sekitar istana kemudian tenang setelah insiden itu, katanya.
(Uu.H-RN)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014