Semarang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan masjid selain tempat untuk menunaikan shalat lima waktu, juga berfungsi sosial dan dapat didayagunakan memberantas kemiskinan, kebodohan, dan kedangkalan iman. "Oleh sebab itu saya mengajak para ulama, kiai, dan para cendekiawan Muslim untuk menjadikan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ini sebagai pusat keunggulan dakwah dan syiar Islam," katanya pada peresmian MAJT di Semarang, Selasa malam. Ikut mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono antara lain Ny. Ani Bambang Yudhoyono, Menteri Agama Maftuh Basyuni, dan Gubernur Jateng H. Mardiyanto. Peresmian MAJT ditandai dengan penekanan tombol oleh Presiden dibarengi dengan mengembangnya enam payung elektrik di plaza masjid, kemudian dilanjutkan penandatanganan prasasti. Lebih lanjut presiden mengemukakan dakwah harus disampaikan dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat, antara lain budaya, adat istiadat, dan bahasanya. "Kita semua, khususnya masyarakat di Jawa, tentu mengenal riwayat para wali, mereka menyebarkan Islam ke tengah masyarakt yang ketika itu sebagian besar telah menganut agama-agama besar di dunia di samping kepercayaan lokal. Cara yang mereka tempuh adalah cara yang bijak sebagaimana dipesankan dalam Al-Quran, sehingga tidak ada benturan budaya. Oleh karena Islam dapat menerima budaya yang telah berkembang, bahkan Islam memberikan arah dan warna baru kepada budaya yang ada, sehingga semakin kaya dan semakin menarik. Ia mengatakan Islam hanya tidak dapat berkompromi dengan kemusyrikan, kemungkaran, dan kebatilan. "Para wali di zaman yang lampau telah begitu bijak menyebarkan agama Islam dengan memasuki inti dan hakikat budaya Jawa," katanya. Masjid juga berperan sebagai pusat pendidikan dan penyebaran syiar Islam, katanya, bahkan masjid pada masa Rasulullah di samping tempat menyelesaikan berbagai persoalan umat, juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, katanya, masjid dijadikan tempat menanamkan nilai-nilai kebajikan dan kemaslahatan umat manusia. Masjid digunakan sebagai tempat membangun ekonomi dan kesejahteraan melalui baitulmal, dari masjid dikembangkan berbagai kegiatan yang mengarah pada terwujudnya masyarakat madani. Seiring dengan perkembangan masjid dan tantangan perubahan zaman yang semakin cepat, menurut Presiden, pembiayaan masjid menuntut manajemen yang baik, manajemen atau pengelolaan yang baik itu diperlukan untuk mewujudkan kemakmuran masjid. Kemakmuran sebuah masjid tergantung pada bagaimana mengelola dan mendayagunakan masjid dengan sebaik-baiknya, kata presiden. Pada kesempatan tersebut Gubernur Jateng, Mardiyanto, memberikan penghargaan kepada lima tokoh masyarakat yang berjasa dalam pembangunan MAJT, yakni almarhum KH. Turmudzi Taslim Al Habib berperan mengkoordinasi masyarakat Kauman mengenai rencana pembangunan MAJT, IR. Hari Hermawan sebagai penggagas pembuatan payung elektrik untuk MAJT. Kemudian Ir. Ahmad Fanani sebagai desainer MAJT, Kolonel Inf. Bambang Sugiarto berperan dalam pengembalian tanah wakaf "bondo" masjid, dan Ir. Srimaryati berperan melaksanakan pembangunan awal MAJT. (*)

Copyright © ANTARA 2006