Mataram (ANTARA News) - Warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat memadati stasisun pengisian bahan bakar umum menjelang pengumuman penaikan harga bahan bakar minyak oleh pemerintah, Senin malam.

Pantauan Antara, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang dipadati masyarakat yang ingin membeli bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, di antaranya SPBU Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Ampenan, dan SPBU Jalan Majapahit, Kecamatan Mataram.

Kedua SPBU itu dipadati pengemudi kendaraan roda empat yang mengantre untuk membeli BBM bersubsidi jenis premium. Para pengguna sepeda motor juga tampak berjejer menunggu petugas SPBU melayani mereka.

Adi Beko (27), salah seorang warga Ampenan, mengaku memperoleh informasi tentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi melalui media internet.

"Saya baca di internet pemerintah akan mengumumkan penaikan harga BBM bersubsidi malam ini, makanya saya rela antre di SPBU Jalan Majapahit untuk isi bensin penuh," katanya.

Sementara di SPBU Jalan Adi Sucipto, warga yang ingin membeli BBM bersubsidi harus rela mengantre relatif lama karena para petugas SPBU sibuk melayani pembelian yang dilakukan oleh para pengemudi taksi.

Barisan angkutan umum dan kendaraan roda empat pribadi meluber hingga keluar areal SPBU.

Sejumlah pengendara roda dua merasa kurang nyaman dengan kondisi tersebut.

"Mestinya kalau khusus sepeda motor yaa sepeda motor saja yang dilayani, ini semua tempat pengisian melayani taksi," kata Wawan agak kesal karena mengantre.

Dia juga mengkritisi petugas SPBU yang melayani pembelian menggunakan jeriken di saat kondisi antrean yang panjang.

"Mestinya kalau kondisi antrean seperti ini, pembelian pakai jeriken dibatasi dulu dan harus mengutamakan pengguna kendaraan," ujarnya.

Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan harga BBM bersubsidi jenis premium naik dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter, sementara harga solar naik dari Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter.

Kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut berlaku mulai pukul 00.00 WIB pada Selasa (18/11).

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014