Kenapa dinaikin sih? Negara lain saja malah turun
Jakarta (ANTARA News) - Tarif angkot beberapa jurusan di kawasan ibu kota Jakarta rata-rata naik Rp1.000 setelah diumumkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

Angkot jurusan Tanah Abang-Kota dan Senen-Kota, misalnya, sama-sama mengalami kenaikan Rp.1000 untuk semua pemberhentian.

"Sementara ini, sebelum ada instruksi dari Organda, kami sepakat menaikkan Rp1.000," kata Yudi Setiawan, pengemudi angkot Tanah Abang-Kota.

Senada dengan Yudi, Iman, pengemudi angkot Senen-Kota, mengaku menaikkan tarif angkot sebesar Rp1.000.

"Harga bensin jadi mahal, sepertinya saya mau naikin Rp1.000, ini saya baru keluar narik, jadi belum tahu teman-teman naikin berapa kan Irhanda juga belum mengeluarkan pengumuman," kata Iman.

Angka tersebut, dirasakan Yudi, Iman, dan kawan-kawan sesama pengemudi angkot cukup menutupi kenaikan harga BBM bersubsidi yang biasa mereka pakai.

Yudi yang sudah tiga tahun terakhir menarik angkot Isuzu berbahan bakar solar itu mengatakan setelah harga BBM naik, ia terpaksa merogoh kocek hingga Rp60.000 demi solar untuk setengah hari perjalanan.

"Biasanya kita isi Rp50.000 saja sudah penuh, ini sekarang Rp60.000 nggak penuh. Makanya, kalau tidak naik, bonyoklah kita. Tapi yah, kami tidak berani menaikkan tinggi karena kalau ketahuan Organda bisa runyam kita. Salah-salah malah diperas," katanya.

Yudi merasa, kenaikan harga BBM bersubsidi sangatlah membebani perekonomian keluarganya. Di rumahnya, di daerah Tambora, Jakarta Barat, masih ada seorang istri, tiga anak dan mertua yang harus ditanggungnya. Kenaikan BBM bersubsidi membuatnya kesulitan mencari celah margin untuk menyisihkan uang bagi keluarga kalau sehari penghasilannya kurang dari Rp300.000. Belum lagi harga-harga kebutuhan pokok yang menurutnya sekarang sudah di luar jangkauan keuangannya.

"Setoran sehari Rp230.000, belum uang solar, belum uang belanja untuk orang rumah. Pusing saya," keluh pria ceking berambut gondrong itu.

Yudi yang mengetahui berita kenaikan harga BBM dari rekannya sesama sopir itu mempertanyakan alasan kenaikan harga solar yang biasa dia beli seharga Rp5.500 jadi Rp7.500.

"Kenapa dinaikin sih? Negara lain saja malah turun. Saya lihat di televisi, katanya Malaysia dan Arab malah nurunin harga, kok kita naik? Bagaimana?" Kata Yudi.

Namun, masih ada harapan bagi Yudi dan Iman. Mereka sangat berharap pemilik angkot yang sering mereka sewa tak akan menaikkan tarif dan Organisasi angkutan darat (Organda) akan menaikkan tarif angkutan yang sesuai.

"Mudah-mudahan besok ada keputusannya. Katanya hari ini Organda mau rapat," kata Iman.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014