Bandung (ANTARA News) - Dede Yusuf, selebritis asal Jabar, siap dicalonkan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk bersaing mengikuti pemilihan calon Gubernur Jabar pada 2009 nanti dan siap berpasangan dengan siapapun tergantung suara politik PAN. Diwawancarai ANTARA, Sabtu, di sela-sela acara halal bihalal pengurus dan konstituen PAN se-Indonesia yang berlangsung di GOR Pajajaran Bandung, Dede mengatakan siap menjadi Gubernur Jabar, namun terlalu dini untuk mengatakan PAN resmi mencalonkan dirinya menjadi Gubernur Jawa Barat. "Saat ini siapapun sah-sah saja mencalonkan diri menjadi pemimpin di Indonesia dan saya pikir sudah saatnya di Jawa Barat ini ada regenerasi kepemimpinan dari pemuda," ujarnya. Dede mengatakan hingga saat ini belum ada satu keputusan partai yang secara resmi mencalonkan dirinya menjadi Gubernur Jabar, namun di era demokrasi mencalonkan diri merupakan hal yang sah dilakukan siapa saja. "Itu sah-sah saja dan saya siap untuk menjadi Gubernur Jabar, karena saya warga negara Indonesia dan saya punya nilai lebih sebagai warga asal Jawa Barat," jelasnya. Menurut dia, sejumlah teman-teman sesama selebritis juga banyak memberikan dukungan kepada Wanda Hamidah yang juga duduk dalam kepengurusan DPP PAN. "Dalam politik apapun diperbolehkan untuk mencapai tujuannya terpenting kita harus memiliki tanggung jawab, etika dan moral sesuai kultur bangsa Indonesia. Semua orang sah menggunakan kekayaan, kekuatan bahkan ketenaran dalam dunia politik ini," katanya. Arnold Schwarzenegger, selebritis yang menjadi gubernur di sebuah negara bagian di Amerika Serikat, menurut Dede merupakan salah satu selebritis yang berhasil dalam kancah politik. Saat ini dirinya lebih banyak melakukan sosialisasi serta silaturrahmi kepada publik yang diharapkan memiliki semangat baru dalam pembangunan bangsa dan negara khususnya Tanah Sunda. Mengenai falsafah Sunda yang dimilikinya Dede mengatakan falsafah ririungan, silaturrahmi dan gotong royong menjadi nilai budaya Sunda yang patut dikembangkan dan menjadi berkah bagi orang-orang Sunda yang selalu tentram hidup penuh rasa persaudaraan. Mengenai persepsi feodalis dalam Bahasa Sunda, Dede menyanggahnya. "Itu dibuat oleh pemerintahan kolonial Belanda untuk memecah belah bangsa kita," tegasnya. "Mari kita angkat sisi positifnya dari kultur Kesundaan dan hilangkan sisi negatifnya," jelasnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006