Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR, Drajad Wibowo, menilai kunjungan Presiden AS George Walker Bush ke Indonesia sama sekali tidak memberi manfaat ekonomi secara "netto." "Kunjungan Bush sama sekali tidak membawa manfaat ekonomi 'netto' bagi Indonesia. Tidak ada komitmen soal ekspor kita ke AS, seperti tekstil, garmen, produk nabati dan hewani," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin. Malah, menurut Drajad yang juga pengamat ekonomi itu, secara mikro ekonomi, warga Bogor dirugikan dengan kedatangan presiden dari negara adidaya itu. "Kegiatan perdagangan di Bogor terganggu, aktifitas ekonomi rakyat nyaris terhenti, seperti warung dan pedagang kaki lima, serta karyawan menjadi sulit ke Jakarta dan sebaliknya," ujarnya. Namun, bagi AS, lanjutnya, negara itu akan banyak memperoleh manfaat dari Indonesia, seperti konsesi minyak, gas, dan tambang, investasi pada instrumen keuangan, dan kasus litigasi. "Bush biasanya menekan negara lain, termasuk Indonesia, walau, tekanan-tekanan tersebut tidak akan diumumkan ke publik," ujarnya. Pendapat Umar Juoro Namun, pendapat berbeda diungkapkan pengamat ekonomi Umar Juoro. Menurut dia, meski mendapat pro dan kontra, kedatangan Bush ke Indonesia akan memberi manfaat ekonomi khususnya dalam meningkatkan keyakinan investor asing baik yang mau masuk maupun sudah beroperasi di Indonesia. Sebab, katanya, Indonesia masih sangat membutuhkan investasi yang sampai saat ini dapat dikatakan minim karena buruknya iklim investasi. Mengenai kekhawatiran kunjungan Bush akan menjadi upaya penekanan kepada Pemerintah Indonesia agar lebih mengamankan kepentingan perusahaan AS khususnya yang bergerak di sektor migas dan tambang, Umar menilai Pemerintah Indonesia harus bisa menegosiasikannya secara seimbang. "Tentu saja Bush akan mendorong aktivitas perusahaan AS di Indonesia terutama di sektor, minyak, gas dan tambang. Namun, selama kita bisa menegosiasikannya secara seimbang, tentu tidak ada pemaksaan," ujarnya. Termasuk pula, katanya, apabila Bush meminta dukungan bagi gagasan pembentukan kawasan perdagangan bebas di Asia Pasifik. "Indonesia harus berani menegosiasikannya secara seimbang," katanya lagi. Dalam kunjungannya selama enam jam di Indonesia, Presiden Bush akan melakukan pembicaraan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin petang ini. Agenda utama pertemuan adalah membahas masalah pendidikan dan kesehatan. Namun isu lainnya seperti terorisme, Palestina, dan Irak juga turut dibicarakan. (*)

Copyright © ANTARA 2006