Jakarta (ANTARA News) - Program pembanguan rumah melalui peran serta (swadaya) masyarakat masih berjalan lambat sehingga baru menjangkau 2.500 kepala keluarga (KK) pada tahun ini. "Padahal sesuai RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) seharusnya pada akhir tahun 2009 harus mencapai sasaran 3,6 juta kepala keluarga," kata Deputi bidang Rumah Swadaya Kantor Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera), Amin Roy di Jakarta, Selasa. Menurut dia, lambatnya program ini terkait dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah. Pada tahun ini untuk rumah swadaya hanya dialoksasikan Rp17 miliar dan itupun belum terserap seluruhnya. Saat ini, penyerapan anggaran untuk rumah swadaya baru mencapai 48 persen. Sebanyak 30 persen diantaranya ditujukan untuk program pembangunan rumah baru, sedangkan 70 persen dalam bentuk perbaikan. Program 2006 diantaranya ditujukan untuk memberdayakan Lembaga Keuangan Mikro sehingga dapat meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membangun rumah, Ke depan, katanya, pemerintah perlu mencari sumber dana lain sebagai tambahan dana APBN. Mengingat sasaran program membutuhkan dana yang besar untuk memenuhi target 2009. Berdasarkan perhitungan 2006, sebenarnya kebutuhan untuk menjalankan program rumah swadaya dibutuhkan Rp49,3 miliar, Rp50 miliar (2007), Rp77,2 miliar (2008), dan Rp92,6 miliar (2009). Program yang dibutuhkan seperti pada 2007 telah dialokasikan diantaranya untuk pembangunan rumah nelayan sebanyak 1.875 unit dengan biaya konstruksi Rp15 miliar. Selain itu program peningkatan kualitas rumah seluas 50 hektar di beberapa wilayah sasaran dengan biaya Rp10 miliar, serta pengembangan LKM sebesar Rp8 miliar dan program lainnya. Mengenai sumber dana di luar APBN, Amin mengatakan, saat ini tengah dicarikan dan nanti pada saatnya akan diumumkan apabila sudah ada kesepakatan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006