Jakarta (ANTARA News) - Penekanan tombol oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menandakan pembukaan pameran pertahanan "Indo Defence 2006" di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, Rabu pagi. Indo Defence yang merupakan salah satu pameran industri pertahanan terkemuka di kawasan Asia Tenggara itu diikuti lebih dari 400 perusahaan industri pertahanan terkemuka di dunia yang berasal dari 37 negara. Menurut Dirjen Sarana Pertahanan Marsekal Muda Slamet Prihantino, jumlah negara yang mengikuti pameran tahun ini meningkat dari 20 negara tahun lalu menjadi 37 negara. Dalam Indo Defence 2006 Expo & Forum yang berlangsung hingga 25 November itu, para peserta memamerkan industri persenjataan dengan teknologi mutakhir guna kepentingan pertahanan, baik untuk darat, laut dan udara, maupun senjata untuk tugas kepolisian. Selain peserta dari dalam negeri, terdapat pula beberapa perusahaan internasional yang selama ini mendominasi industri persenjataan dunia, seperti BAE System dan Roll-Royce dari Inggris dan pabrik pesawat tempur Sukhoi dari Rusia. Tidak itu saja, terdapat perusahan pertahanan dari Perancis, Belanda, Cina, India, Korea Selatan dan beberapa negara Eropa Timur. Sejumlah perusahaan industri strategis Indonesia juga tampil dalam pameran ini bersama-sama di stand Dephan, Mabes TNI dan Angkatan serta stand Mabes Polri. Selain pameran, Indo Defence 2006 Expo & Forum ini pun diisi dengan seminar bertajuk "Keamanan Maritim, Tantangan dan Prospek bagi Kerja Sama Regional" selama dua hari mulai Kamis (23/11). Pakar-pakar pertahanan dari dalam dan luar negeri tampil sebagai pembicara dalam seminar pameran yang diselenggarakan Departemen Pertahanan RI bersama PT Napindo Media Ashtama itu, termasuk Menteri Pertahanan RI, Juwono Sudarsono.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006