Jalan menyelesaikannya adalah membangun organisasi rakyat, cerdaskan rakyatnya
Jakarta (ANTARA News) - Aktivis dan pejuang agraria asal Sulawesi Tengah, Eva Susanti Bande, mengatakan dirinya tidak akan tobat memperjuangkan hak-hak para petani miskin untuk mendapatkan kembali lahannya dari tangan korporasi besar.

"Saya tidak akan tobat. Grasi adalah awal," kata Eva Bande dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.

Menurut Eva, dirinya pada Senin (22/12) juga telah menemui Presiden Joko Widodo dan menyampaikan agar grasi itu jangan hanya kepada sosok Eva Bande, tetapi juga kawan-kawan lainnya yang masih dikriminalisasi.

Eva juga menyatakan kepada Presiden bahwa grasi itu adalah langkah awal untuk melihat konflik-konflik agraria secara utuh, karena masih banyak perusahaan perampas lahan yang merajalela.

Grasi yang diberikan Presiden, ujar dia, adalah "lampu terang" ke depan bagi langkah pembaruan agraria yang lebih baik ke depannya.

Ia mengingatkan bahwa masih ada banyak konflik agraria yang terjadi hampir setiap hari.

"Jalan menyelesaikannya adalah membangun organisasi rakyat, cerdaskan rakyatnya," tegasnya.

Eva juga menginginkan pihak media massa untuk dapat mendukung sepenuhnya, karena menurut dia masih ada media yang disokong oleh pemilik modal sehingga tidak menjelaskan duduk persoalannya secara benar.

Sementara itu, Solidaritas Perempuan menyatakan, tindakan pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mengeluarkan grasi untuk aktivis Eva Bande sama dengan memperbaiki tindakan pemerintahan sebelumnya.

"Solidaritas Perempuan memandang grasi Eva ini bukan sebagai bentuk pengakuan kesalahan, namun sebagai upaya negara, dalam hal ini pemerintahan baru, yang bertanggung jawab atas kesalahan pemerintahan sebelumnya karena telah mengkriminalisasi dan menghukum Eva," kata Ketua Solidaritas Perempuan, Wahidah Rustam.

Wahidah berpendapat, grasi Eva adalah babak baru dari perjuangan menentang kriminalisasi petani dan aktivis pembela HAM pejuang agraria, serta penyelesaian konflik-konflik agraria.

Untuk itu, ujar dia, pembebasan Eva harus menjadi pintu masuk bagi pembebasan para petani dan aktivis yang dipenjara akibat memperjuangkan hak atas tanah dan sumber kehidupannya, serta penghentian kriminalisasi terhadap setiap upaya memperjuangkan hak dalam perlawanan terhadap pemilik modal.

(Simak di sini tentang bebasnya Eva Bande dari penjara setelah menerima grasi dari Presiden Joko Widodo)

(M040)



Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014