Jakarta (ANTARA News) - PT PLN mengungkapkan pasokan listrik di sistem interkoneksi Jawa-Bali pada Kamis malam ini mengalami defisit 1.030 MW sehubungan terganggunya sejumlah pembangkit termasuk PLTGU Gresik gas karena meledaknya pipa gas yang berdekatan semburan lumpur Lapindo Brantas Inc pada Rabu (22/11) malam. Juru bicara PLN Muljo Adji di Jakarta, Kamis mengatakan, selain PLTGU Gresik, pembangkit yang terganggu adalah PLTU Paiton Unit 8 dengan kapasitas 600 MW, PLTU Tanjung Jati Unit 2 600 MW, PLTU Cilegon 740 MW, dan sejumlah PLTA karena kurangnya debit air akibat musim kemarau. "Gangguan pembangkit-pembangkit besar membuat sistem Jawa Bali defisit 1.030 MW pada malam ini," katanya. Kekurangan daya tersebut dibagi menjadi wilayah Jakarta 221 MW, Banten 173 MW, Jabar 201 MW, Jateng dan DIY 162 MW, Jatim 237 MW, dan Bali 36 MW. Wilayah Jakarta yang akan mengalami pemadaman adalah daerah yang dipasok dari Gardu Induk (GI) Balaraja, Citra Habitat, Kebon Jeruk, Serpong, Ancol, Tangerang, Pdk Kelapa, Plumpang, Duren Tiga, Cawang, Pulomas dan Pegangsaan. Pada Rabu (22/11) malam, sistem Jawa-Bali juga mengalami kekurangan pasokan daya sebesar 250 MW akibat terganggunya suplai daya dari pembangkit tersebut diluar PLTGU Gresik. Sebagai langkah antisipasi, PLN akan mengalihkan suplai gas ke PLTGU Gresik dengan BBM jenis solar agar pasokan daya listrik tidak berkurang drastis. Namun, pengalihan gas ke BBM tersebut memerlukan waktu, sehingga kemungkinan pasokan daya PLTGU Gresik berkurang sementara. Ledakan pipa gas yang disertai kebakaran hebat terjadi di dekat pusat semburan lumpur pada Rabu (22/11) malam sekitar pukul 20.05 WIB. Saksi mata melaporkan terdengar ledakan hingga tiga kali dengan api yang membubung tinggi. Akibat ledakan tersebut, 10 orang meninggal dunia dan belasan orang lainnya mengalami luka bakar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006