Jakarta (ANTARA News) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan siap membantu umat muslim Taiwan yang akan berkonsultasi terkait dengan labelisasi halal atas produk-produk makanan. "Kita akan siap menerima umat muslim Taiwan yang akan berkonsultasi soal labelisasi halal itu," kata Ketua MUI KH Ma`ruf Amin kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis. Menurut Ma`ruf, kesiapan MUI dalam menerima permintaan umat muslim Taiwan itu, tidak terlepas dari keberadaan MUI yang memiliki standar labelisasi produk-produk makanan. Bahkan, kata dia, MUI juga sudah menerapkan standarisasi di sebelas perusahaan produk makanan di Australia, dan lima perusahaan di Amerika Serikat (AS) serta sejumlah lain di negara-negara Eropa. "Jika mereka tidak mengikuti standarisasi yang dikeluarkan MUI itu, maka kami tidak akan memberikan pengakuan," katanya. Namun sejauh ini MUI belum mendapatkan surat permintaan dari umat muslim Taiwan itu secara resmi, katanya. "Utamanya kita akan memberikan standar labelisasi melalui lembaga fatwa. Jika umat muslim Taiwan itu tidak memiliki lembaga fatwa maka kita siap memfatwakannya," katanya. Ia menyebutkan keinginan umat muslim Taiwan untuk berkonsultasi dengan MUI, merupakan kesadaran yang cukup bagus dan MUI sendiri akan terus melakukan advokasi standarisari produk makanan yang halal itu. Sebelumnya dilaporkan, umat Islam Taiwan akan berkonsultasi dengan pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait labelisasi halal atas produk-produk makanan di negara berpenduduk 23 juta itu, kata Sekjen Asosiasi Muslim China Taiwan, Salahudin Ma Chao-Yen, di Taipei, Minggu. Dalam wawancara dengan wartawan asal Indonesia, Malaysia dan Arab Saudi yang berlangsung di masjid terbesar di Taiwan, dengan luas sekitar 2.300 meter persegi di kota Taipei itu, Salahudin mengatakan akan berkonsultasi dengan pengurus MUI tentang berbagai aspek menyangkut Islam, terutama sertifikasi label halal tersebut. Muslim domestik di Taiwan berjumlah antara 15.000 hingga 16.000 jiwa dan tempat ibadah berupa masjid di negara tersebut hanya berjumlah empat unit. Mayoritas penduduk Taiwan beragama Buddha dan Tao yang mencapai sekitar 60 persen. Selebihnya campuran dari Kristen, Katolik dan lainnya. Namun, dinamika kehidupan umat Islam di Taiwan, setelah Indonesia mengirim 80.000 tenaga kerja, menjadi lebih bergairah, terutama berkaitan dengan munculnya sejumlah restoran berciri Muslim dan pertokoan yang menjual barang-barang kebutuhan umat Islam, kata Salahudin.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006