Cibinong (ANTARA News) - Dari sekitar 1.600 jenis kupu-kupu yang saat ini ada di Indonesia, terdapat sekitar 19 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah, agar tidak punah. "Karena ada masyarakat yang menangkap kupu-kupu untuk diperdagangkan, maka bila kupu-kupu langka yang ditangkap, maka jenis tersebut bisa punah," kata Peggie Djunianti, MSc, PhD, peneliti bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis. Usai peluncuran buku "Butterflies of Bogor Botanic Garden" karyanya bersamaan dengan hari ulang tahun (HUT) ke-112, Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) LIPI di Laboratorium Entomology, Museum Zoologi Widya Satwaloka, Cibinong, ia mengemukan sejumlah kupu-kupu yang dilindungi agar tidak punah itu. Jenis kupu-kupu yang dilindungi antara lain dari genus Ornithoptera (kupu-kupu sayap burung), Troides (kupu-kupu raja), Trogonoptera (kupu-kupu rajah brooke), serta Chetosiamyrina (kupu-kupu sayap renda Sulawesi). "Bahkan sudah ada jenis kupu-kupu yang sudah punah tapi specimennya masih dikoleksi di museum ini, yakni jenis Papilio lamsacus," katanya. Ketika memaparkan hasil penelitiannya tentang kupu-kupu yang sebagian telah dituliskan melalui buku karyanya, ia menjelaskan bahwa ada tiga cara mengenal kupu-kupu, yakni dengan mengetahui kunci identifikasi, melihat gambar, serta dengan membandingkan dengan koleksi yang ada di museum Zoologi. "Untuk mengenal jenis kupu-kupu perlu dipahami karakter morfologinya," katanya. Sesuai dengan tujuan dan keperluannya, kupu-kupu dapat diamati dengan berbagai cara. Untuk mengenal jenis kupu-kupu dapat ditangkap dengan jaring serangga, ditempatkan di tempat tembus pandang untuk diamati, atau untuk dikoleksi sebagai specimen di museum serangga. Kupu-kupu adalah serangga yang termasuk dalam ordo "lepidoptera". Jumlah kupu-lupu sekitar 10 persen dari seluruh "lepidoptera" yang ada di dunia, demikian Peggie Djunianti . Menurut Humas LIPI, Tribudi, menyambut HUT ke-112 MZB LIPI, selama dua hari (23-24/11) dilaksanakan "open house". Pihaknya mengharapkan, para pelajar SMU dan masyarakat umum yang tertarik pada hasil penelitian, khususnya serangga kupu-kupu, memiliki kesempatan mengenal lebih dekat dan mempelajarinya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006