Banda Aceh (ANTARA News) - Pemerintah mencatat sebanyak 94.426 jiwa penduduk dari 285 desa di Kabupaten Aceh Utara mengungsi setelah rumah-rumah mereka terendam banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak beberapa hari terakhir.

Kabag Humas Sekda Kabupaten Aceh Utara Amir Hamzah yang dihubungi dari Banda Aceh, Jumat, menjelaskan masyarakat korban banjir sejak dua hari lalu telah meninggalkan rumah dan kondisi air saat ini belum ada tanda-tanda surut.

"Tim evakuasi yang terdiri atas prajurit TNI dan personil Polri serta BPBD dan relawan lainnya terus melakukan penyisiran untuk mengevakuasi masyarakat ke sejumlah titik pengungsian, termasuk di surau-surau (meunasah)," katanya.

Ketinggian air yang merendam desa-desa di Aceh Utara antara satu sampai dua meter, dan itu merupakan bencana banjir terburuk dalam beberapa puluh tahun terakhir, kata Amir Hamzah.

Banjir yang melanda Aceh Utara itu telah merendam sebanyak 25 kecamatan, dan total penduduk yang diungsikan tersebut tersebar di 365 titik. Jaringan listrik sejak dua hari lalu telah dimatikan karena salah satu gardu induk PT PLN juga terendam banjir, kata Amir Hamzah.

Dari 25 kecamatan di Aceh Utara, ia menyebutkan sebanyak 18 kecamatan tergolong cukup parah didera banjir, dan tujuh lainnya sedang. Kendati demikian, sejauh ini belum diperoleh adanya laporan tentang korban jiwa akibat bencana alam di penghujung 2014 itu.

"Proses evakuasi juga masih terhambat dikarenakan peralatan yang tersedia masih kurang memadai. Namun, petugas terus mengimbau warga agar meninggalkan rumah mereka disebabkan banjir terus meluas dan hujan masih berpotensi turun di daerah ini," katanya menjelaskan.

Pemkab Aceh Utara, Amir Hamzah menjelaskan memiliki beras sebanyak 100 ton namun tercatat 70 ton telah disalurkan kepada masyarakat pengungsi korban banjir. Sisanya 30 ton akan disalurkan hari ini.

"Ini kami kesulitan disebabkan logistik di kabupaten sudah menipis, sementara banjir belum juga surut. Belum lagi untuk sepekan kedepan setelah banjir, masyarakat tentunya harus dibantu karena mereka belum bisa bekerja," katanya.

Untuk itu, Pemkab Aceh Utara sangat berharap bantuan logistik dari Pemerintah Aceh dan Pusat serta para relawan. "Bantuan itu sangat diharapkan, karena warga juga tidak ada yang bisa menyelamatkan hartanya saat banjir," katanya menambahkan.

Sementara ruas jalan negara Banda Aceh-Medan, atau tepatnya di kawasan Lhoksukon juga terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter, sehingga terjadi antrean panjang kendaraan bermotor dari kedua arah tersebut.

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014