Cibinong, (ANTARA News) - Populasi kupu-kupu di seluruh dunia dunia, khususnya Indonesia, kondisinya cenderung semakin menurun seiring dengan semakin berkurangnya kawasan hutan, dan salah satu habitat kupu-kupu adalah Kebun Raya Bogor (KRB). Karena itu, untuk mengetahui kondisi populasi kupu-kupu di Indonesia, Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) segera melakukan inventarisasi dan pendataan. "Sehingga, bisa diketahui kupu-kupu jenis apa yang telah langka dan perlu dilindungi. Bahkan, bisa diketahui kupu-kupu jenis apa yang telah punah," kata Peggie Djunianti, MSc, Phd, peneliti bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (24/11). Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) LIPI selama dua hari (23-24/11) menyelenggarakan "open house" di Laboratorium Entomology, Museum Zoologi Widya Satwaloka, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jabar, dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-112. Peggie Djunianti mengungkapkan, dari sekitar 1.600 jenis kupu-kupu di seluruh dunia, ada sekitar 96 jenis kupu-kupu hidup di KRB. Beberapa jenis kupu-kupu yang langka dan dilindungi oleh pemerintah antara lain, dari genus Ornithoptera (kupu-kupu sayap burung), Troides (kupu-kupu raja), Trogonoptera (kupu-kupu rajah brooke), serta Chetosiamyrina (kupu-kupu sayap renda Sulawesi). Beberapa spesies ornithoptera, menurut dia, antara lain, Ornithoptera goliath yang hidup di hutan Papua. Kupu-kupu raksasa berukuran sekitar 13 hingga 15 sentimeter ini adalah kupu terbesar di Indonesia dan nomor dua terbesar di dunia. Kupu-kupu terbesar di dunia adalah spesies Ornithoptera alexandra yang berukuran agak besar sekidit dari Ornithoptera goliath dan hidup di hutan Papua Nugini. "Kupu-kupu raksasa ini adalah salah stau spesies kupu-kupu langka yang dilindungi," katanya. Bahkan, ada spesies kupu-kupu yang sudah punah yakni, Papilia lamsacus. Berdasarkan data inventarisasi terbaru, kupu-kupu spesies ini diinventarisasi tahun 1949 oleh peneliti bangsa Belanda, MA Lieftinck. Peneliti menemukan kupu-kupu jenis ini hidup di kawasan Bogor, Sukabumi, dan Bandung. Menurut dia, kupu-kupu langka perlu dilindungi, karena ada kolektor kupu-kupu terutama dari luar negeri yang berani membeli dengan harga mahal. Diungkapkannya bahwa ada satu specimen kupu-kupu langka yang terjual seharga 5.000 dolar AS, salah satunya adalah, Ornithoptera goliath. "Dengan memberikan pemahaman pada masyarakat luas, kami mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga kelestarian lingkungan, khususnya kelestarian serangga kupu-kupu," katanya. Salah satu upaya mempertahankan populasi kupu-kupu, menurut dia, dengan cara melakukan penangkaran. "Namun sampai saat ini, hanya ada tiga penangkar resmi di Indonesia, dua penangkar di Bali (Tabanan dan Bedugul) serta satu lagi berada di Cibinong, Bogor. Tapi, saya tidak tahu siapa pemiliknya dan alamatnya di mana," katanya. Dengan penangkaran, maka populasi kupu-kupu di lokal penangkaran relatif bisa dilestarikan. Selain itu, penangkar juga bisa menjual koleksi kupu-kupu tanpa merusak populasi kupu-kupu di alam. "Biasanya kupu-kupu tersebut dijual ke Eropa untuk keperluan riset maupun dikoleksi oleh penggemar," katanya. Dalam upaya inventarsisasi dan pendataan, Museum Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong telah mengoleksi sekitar 50.000 specimen dari seikitar 800 jenis dari seluruhnya sekitar 1.600 jenis kupu-kupu di seluruh dunia."Dari koleksi yang sudah ada di museum, karena berusaha terus meningkatkan jenisnya untuk di koleksi," katanya. Salah satu upayanya, dengan melakukan ekspedisi di lokasi-lokasi yang diperkirakan menjadi populasi kupu-kupu langka. Tahun 2006 ini, Peggie Djunianti sudah melakukan ekspedisi ke hutan lindung Baturaden, Jawa Tengah serta hutan lindung Meru Betiri, Malang, Jawa Timur.(*)

Copyright © ANTARA 2006